Urusan Pangan di Tengah Tantangan El Nino

Sumber Foto: Fb. Syahrul Ysain Limpo dan ntbprov.go.id

MANDARNESIA.COM, NTB – Menurut BMKG El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Meskipun info cuaca dari BMKG melalui http://iklim.ntb.bmkg.go.id/spi menunjukan bahwa analisis tingkat kekeringan dan kebasahan dengan menggunakan indeks SPI untuk akumulasi curah hujan tiga bulanan Mei – Juli 2023 di wilayah Nusa Tenggara Barat pada umumnya berada pada kondisi Normal, info ini diposting pada tanggal 12 Juni 2023.

Namun Menteri Pertanian Republik Indonesia Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H. tetap ingin memastikan bahwa penanganan urusan pangan ini ditangani secara serius.

Dilansir dari https://biroadpim.ntbprov.go.id/ Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo mengunjungi Provinsi NTB dalam rangka mengikuti Panen Raya Padi di Desa Tempos Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Senin 26 Juni 2023.

Pada kesempatan itu, Menteri Pertanian (Mentan) didampingi Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah serta Sekretaris Daerah Provinsi NTB, mengajak seluruh masyarakat untuk mengantisipasi kekeringan akibat badai El Nino yang diprediksi terjadi pada bulan Agustus mendatang.

“Saya hadir di Desa Tempos, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat untuk memastikan bahwa penanganan urusan pangan ini sangat serius di tengah tantangan El Nino,” sebut menteri SYL Senin, 26 Juni 2023.

Ditambahkan menteri Syahrul bahwa lokasi ini masuk dalam program IP 400 dan produktivitasnya 7,2 ton/hektare. Setelah panen, kita akan lakukan percepatan tanam dan membuat embung penampung air.

“Kementerian Pertanian akan terus mendorong peningkatan produktivitas, indeks pertanaman, mengembangkan integrated farming, dan mengarahkan penggunaan input pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” ungkapnya. (Rls/WM)