Total Kerugian dan Kerusakan di Palu Melewati Angka Rp10 T

Mandarnesia.com — Jumlah korban meninggal akibat bencana di Sulawesi Tengah mencapai 1.944 jiwa.

Jumlah tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah mengingat pencarian korban masih tetap dilakukan.

Menurut pejabat berwenang, sekitar 5.000 orang diyakini hilang akibat gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Tanah Kaili pada 28 September 2018 lalu.

Dikutip dari VOA Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan pencarian resmi korban yang masih hilang akan dilanjutkan sampai 11 Oktober. Setelah itu, mereka yang belum ditemukan akan dinyatakan hilang dan diperkirakan meninggal dunia.

Pencarian di Hotel Roa-Roa yang hancur tinggal puing-puing yang diduga sedang banyak pengunjung pada saat gempa telah dihentikan, Senin kemarin.

“Operasi SAR (search and rescue) di Hotel Roa-Roa sudah berakhir karena kami sudah mencari ke seluruh bagian hotel dan tidak menemukan korban lagi,” kata Bambang Suryo, kepala bidang operasi Basarnas di Palu, kepada AFP.

Dikutif dari BBC Indonesia Sudah 1.948 yang ditemukan tewas, sementara yang masih hilang 843, dan BNPB memastikan proses pencarian dan evakuasi korban hilang akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, akan tetap dihentikan pada Kamis (11/10/2018).

Kerugian Material

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan, kerugian akibat kerusakan usai gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah melebihi Rp 10 triliun. Kerugian dan kerusakan di Sulteng diprediksi lebih besar dari gempa di Lombok yang terjadi beberapa waktu lalu.

“BNPB masih melakukan pendataan. Tapi kalau dibandingkan dengan yang ada di Lombok, melihat lokasi di Sulteng, perkiraan kerugian dan kerusakan di atas Rp 10 triliun. Kerugian dan kerusakan di Lombok kemarin Rp 18,8 triliun. Ini pasti di atas Rp 10 triliun,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).

Reporter: Sudirman Syarif