Mengungkap Pusat Peradaban Balanipa – Sendana | Penguatan Identitas, Kebhinnekaan dan Kemaritiman Mandar | Bagian 14
Reportase: Muhammad Munir
Tulisan ini adalah segmen terakhir dari rangkaian riset untuk wilayah Amara’diang Balanipa. Sesuai agenda, testpit yang beberapa hari lalu mengalami penundaan karena alasan perizinan di lokasi tempat testpit PR KKP BRIN di Lingkungan Pande Bulawang Kelurahan Balanipa. Jam 10 pagi, semua tim sudah berada di lokasi kebun warga yang akan dijadikan obyek penggalian.
Kondisi kesehatan Pak Amir lagi terganggu kendati tetap ikut ke lokasi tapi memilih untuk istirahat saja di mobil. Personil yang akan melakukan penggalian sisa menunggu kedatangan Adil Tambono yang sejak awal diberikan tanggung jawab untuk urusan lahan.
Hanya hitungan beberapa menit, ia sudah muncul dan langsung memberikan penyampaian bahwa urusan izin sudah selesai.
“Silahkan lakukan yang terbaik”.
Pesan Adil Tambono untuk selanjutnya pamit undur diri sebab ada urusannya ke Polewali.
Testpit ini dilakukan untuk menggali informasi secara akurat apakah fargmen keramik dan gerabah yang banyak ditemukan di permukaan tanah itu juga ada di kedalaman 30-100cm.
Ini menjadi syarat mutlak dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti arkeolog.
Temuan di permukaan dengan temuan dalam tanah menjadi bahan kajian untuk menentukan bahwa lokasi tersebut memang pernah menjadi perkampungan pada masa lampau. Penggalian selesai tepat pada pukul 15.00 dengan temuan beberapa fragmen gerabah dan keramik serta arang.
Testpit dengan kedalaman 60 cm ini sekaligus menandai bahwa agenda riset di Balanipa sudah selesai. Untuk selanjutnya tim akan beranjak ke wilayah Kerajaan Sendana Kabupaten Majene.
Abdullah, J : Sang Pendekar Kalinda’da’
Abdullah J adalah salah seorang tokoh yang tak asing bagi para penulis dan peneliti kebudayaan pada era 1980-2000an. Mereka pasti pernah bertemu atau sekedar mendengar namanya.
Bahkan salah satu buku kalinda’da’ yang disusun oleh Dr. Suradi Yasil memajang foto Abdullah J di cover depan.