Mandarnesia.com — Pegiat sosial dan budayawan Mandar, Tammalele mempertanyakan konsep Siwaliparri dalam pemerintahan yang sedang dibangun Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, apakah tetap hidup?
Lelaki yang familiar dengan sapaan Aqba Lele ini menuturkan Siwaliparri merupakan konsep juga nilai dimana laki-laki dan perempuan bertanggung jawab untuk mempertahankan kehidupan rumah tangga.
“Apakah hari ini masih relevan dengan konsep yang kita bangun, dengan melihat kondisi seperti ini? Padahal inilah inti dari Siwaliparri di Litaq Mandar,” tuturnya dalam sebuah diskusi singkat yang mengantar makan siang di Tinambung menjadi sarat makna, Selasa (26/6/2018).
Menurutnya, ini yang perlu dikaji oleh semua pihak.
“Ini konsep kehidupan masyarakat pedalaman dan pesisir. Kalau kita lihat Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah, apakah dengan hilangnya semangat juang kita, semangat kultur kita yang diserang oleh teknologi. Apakah ini tidak membuat kita jadi apatis dengan kehidupan, sehingga masyarakat kita secara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga rendah,” ungkapnya.
Bagaimana peranan tokoh-tokoh, sambungnya, inilah yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat di dalam mengarungi rumah tangga dan kehidupan masyarakat. Sehingga orang Mandar bisa hidup sampai hari ini.
“Nilai-nilai ini kan sudah hilang karena tidak pernah dikaji, diperhatikan padahal ini menyangkut masalah rakyat. DPRD harus lebih memperjuangkan rakyat, pemerintah lebih-lebih. Jadinya intinya (pemerintah) harus turun melihat, mendengar. Jangan nanti turun berdasarkan kepentingan bukan atas kebutuhan.
“Ini kan bukan semata-mata kebutuhan materi atau uang. Pemimpin dulu selalu merasa berhutang sama rakyatnya. Karena mereka mendengar apa yang dikeluhkan,” sebutnya.
Jadi lanjutnya, kebalikan saat ini, dahulu pemimpin turun ke masyarakat. “Menanyakan bagaimana keadaanmu, kehidupanmu, sehingga ada ungkapan, “dia yang bisa jadi pemimpin adalah orang yang ‘jambanna’ mesti basah.”
“Jika Siwaliparri dituangkan dalam konsep pemerintahan, rakyatlah yang jadi ibu, pemerintah sebagai bapak. Karena ia lahir dari rahim rakyat,” tuturnya.
Reporter: Sudirman Syarif
Foto: FB Muhammad Munir