Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com — Kerusakan hutan di Sulbar tahun ke tahun terus meluas, hingga tahun 2019 sebanyak 300 ribu lahan rusak dari 1,69 juta hektar lahan di Sulbar. Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat mencatat, tutupan lahan yang masuk kategori bagus sekitar 800 ribu hektar.
“Artinya sudah tergradasi dan dominan merupakan kebun campuran dan semak belukar. Ini lebih banyak karena terdegradasi oleh faktor-faktor, sebagian faktor klimatisasi seperti yang ada di Kalumpang, itu faktor potensi tambang edafik, kemudian ada juga yang faktor perilaku atau budaya masyarakat termasuk ladang berpindah,” kata Kepala Dinas Kehutanan Sulbar Fakhruddin, Selasa (3/9/2019).
Baca:https://mandarnesia.com/2019/09/kerusakan-hutan-terparah-di-hulu-sungai-mandar/
Keberhasilan menghijaukan kembali hutan yang telah rusak tidak sebanding dengan laju degradasi dan menyebabkan lahirnya serta meningkatnya lahan kritis. Untuk itu kata dia, solusi atau inovasi yang ditempuh adalah merangkul berbagai pihak, termasuk semua kalangan, baik dari pemuda, pramuka dan pecinta alam untuk aktif.
“Allhamdulillah untuk Sulawesi Barat ada terjadi peningkatan anggaran untuk percepatan RHL melalui balai pengelolaan dan bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang tergabung. Kegiatan hibah tersebut mencakup tiga kesatuan pengelolaan hutan lindung, masing masing di Bonehau, Kalumpang kemudian Mamasa Tengah dan Timur, serta satu Taman Nasional Ganda Dewata,” jelasnya.
Dengan demikian jelas dia, hutan ini bagus untuk dijaga tutupan lahannya. Kemudian hutan yang sudah mengalami terdegradasi di-recovery, direhabilitasi supaya penutupan lahannya kembali pulih seperti semula.
Foto: FB Minar Silaban