MALUNDA,mandarnesia.com-Konon. Sekitar tahun 1928, K.H. Imam Lapeo Muhammad Tahir atau lebih dikenal Imam Lapeo pernah mendatangi Lombong, Desa Lombong Kecamatan Malunda
Kabupaten Majene untuk menyebarkan Agama Islam.
Itu dibuktikan, adanya situs peninggalan bersejarah dari Imam Lapeo di daerah tersebut. Menurut warga, saat Imam Lapeo syiar Islam di Lombong, ia bernisiatif dan melakukan peletakan batu pertama sebuah masjid dilengkapi sumur dan kolam untuk tempat wudhu.
Bahkan, kabar yang diperoleh, sejak berdirinya masjid itu Syek dari Arab dan Ulama Jawa pernah berdatangan dan melakukan shalat berjamaah.
Sayangnya. Pada tahun 1972 masjid dipindah ke arah Barat. Kira-kira 300 meter dari tempat semula. Alasannya, karena posisi masjid dekat pekuburan dan jauh dari pemukiman warga. Sehingga pemerintah desa setempat dan beberapa warga berinisiatif untuk memindahkan masjid tersebut.
Akibatnya, sejak masjid berpindah sumur yang dibangun tak lagi terawat. Dan dijadikan tempat pembuangan sampah. Barulah akhir tahun 2018, warga membentuk Pengurus Panitia Perbaikan Penggalian Sumur Tua Bersejarah di Dusun Lombong. Setelah membentuk pengurus, kemudian sumur digali dan dibersihkan.
Saat ini, bekas-bekas pondasi masjid masih terlihat jelas. Sedangkan sumur dan kolam yang dibangun juga masih utuh. Airnya pun tak pernah dangkal meskipun musim kemarau, juga tak
berbau dan terasa dingin.
Uniknya, jika dilihat bahan yang dipakai untuk membangun sumur, masih menggunakan batu andesit (berukuran kecil). Lalu disusun rapi dan dicampur pasir dan semen dengan membentuk bundaran. Layaknya sumur umum yang sering dijumpai. Bahan itu pula, tak jauh berbeda yang digunakan dalam membuat kolam disamping sumur dan pondasi masjid.
Ke depan, lokasi masjid salah satu peninggalan Ulama Tanah Mandar itu, akan dijadikan objek bersejarah.
“Kita akan buatkan nanti pagar besi keliling. Saat ini kita sudah buatkan atap,” kata Nasrul Sekretaris Panitia Perbaikan Penggalian Sumur Tua Bersejarah di Dusun Lombong, kepada mandarnesia.com.
Sementara, Salahuddin selaku penasehat dalam struktur itu berharap, masyarakat dapat mendukung kelanjutan progres perbaikan situs bersejarah.
“Mudah-mudahan ada bantuan dana dari pak bupati nanti. Kalau misalnya tidak ada bantuan dana, minimal kita diberikan saran dalam hal kelanjutan situs bersejarah khususnya di Kecamatan Malunda,” ucap Salahuddin yang Sekcam Malunda.
Ketfot: Salah satu situs bersejarah di Lombong, Desa Lombong/Busriadi Bustamin
Reporter: Busriadi Bustamin