Setahun Silam di Kampus Biru

Cerpen: Musmarinah

Tepatnya setahun silam ku tapakan kakiku di sebuah kampus yang bernama Universitas Al Asyariah Mandar (UNASMAN)  para senior saya biasa menyebutnya kampus biru mungkin di karenakan bangunannya lebih dominan berwarnah biru sehingga mereka menyebutnya begitu entahlah tapi teman-teman seangkatanku lebih menyebutnya Unasman kata mereka itulah yang lebih dominan diketahui di masyarakat sekitar baik di dalam kampus atau pun masyarakat luar kampus.

Saya mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dikampus tersebut entalah kata hati mengarahkan untuk memilih jurusan tersebut beberapa orang pernah saya dengar bahwa bila ada rasa bimbang dalam memutuskan sesuatu maka ikutilah kata hati walau tak selamanya kata hati itu tak selaras dengan apa yang dipikirkan dan meman saya lebih suka dengan sastra ketimbang yang lainnya.

Seperti mahasiswa baru pada umumnya sebelum resmi menjadi keluarga di kampus tersebut terlebih dahulu kami harus menjalani sebuah taaruf yang memiliki arti pengenalan  mungkin kampus lain pada umumnya menyebutnya dengan sebutan ospek nah  itu  jugalah yang membedakan kampus kami dari kampus-kampus lainnya.

Pada saat masa taaaruf itu tiba di hari pertama  ku dapati banyak wajah-wajah baru yang masih asing berada di sekitarku ada banyak pertanyaan yang muncul di benak namun tak langsung mendapatkan jawabannya namun benar juga bukankah taaruf di adakan karenah meman kami harus mengenal satu sama lain bukan hanya berkenalan dengan teman-teman seangkatan tapi juga para dosen dan  ibu Rektor yang lebih utama yang harus kami kenali.

Masih ku ingat dengan jelas tema taaruf kami dulu yaitu “MERAIH CITA MENEBAR CINTA”setelah beberapa hari melakukan geladi untuk penyambutan Rektor di sport cencer pada masa itu kami pun kembali ke kampus dan berkumpul di aula dan memdengarkan beberapa materi dari setiap dosen dan beberapa kakak-kakak pengurus taaruf tersebut.

Tibalah masanya Ospek Fakultas saya dan teman sengakatan saya dengan merasa bagai tawanan yang di giring ke tiang gantungan bagaimana tdak para senior kami membuat kami merasakan ketegangan ketakutan bercampur aduk sedikit cerita yang kudengar dari para senior yang sudah memalui ospek fakultas mereka mengatankan bahwa para senior yang mengosfek kami itu semuanya kejam iya sih tapi setelah osfek fakutas tersebut berlalu yang kami katakan ternyata cerita dari para senior tersebut tak sepenuhnya benar.

Masa taaaruf telah selesai kami pun resmi menjadi mahasiswa di kampus tersebut seiring berjalannya waktu suasana baru dan wajah wajan asing yang ku katakan sebelumnya tersebut sudah mulai akrab dengan saya bahkan saya merasa bahwa mereka adalah keluarga baru bagi saya bagaimana tidak sepanjang hari ku habiskan waktu dengan mereka.

Kuingat beberapa watu itu pada saat menjelan tanggal 28 oktober yang dimana di hari tersebut di peringati sebagai hari sumpah pemuda dimana di hari itu juga diputuskannya sebuah bahasa yang akan kita gunakan untuk bermasyarakat yakni Bahasa Indonesia kami selaku mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan bahasa Indonesia menyebutnya Peringatan Bulan Bahasa.

Saat itu untuk menyambut hari tersebut tiba para senior mulai melakukan persiapan mereka berinisiaf mengadakan lomba untuk para anak sekolah dari mulai tingkat SD(sekolah dasar) sampai SMA (sekolah menengah pertama) lomba yang diadakan yaitu lomba baca puisi,,monolog,menari,bernyanyi.ditengah-tengah lapangan kampus mereka mendirian sebuah panggung untuk lomba tersebut.

Kami para mahasiswa baru yang masih junior juga ikut berpartisipasi yang kami lakukan adalah berteater sebelum aara lombah dimulai tema teater kami yaitu Universitas orang-orang mati.kami mulai mempersiaapkan diri dan terus berlatih dan mengikuti semua arahan dari senior kami berlatih di sebuah tempat dimana jauh dari keramaian nama termpat tersebut adalah kabing hijau,tempat tersebut memiliki suasana yang sangat-sangat tenang,di sana kami di latih oleh senior kami dan jujur saja saya suka dengan suasana di tempat tersebut.

Tanggal 28 oktober telah tiba acara pembukaan PBB (Peringatan Bulan Bahasa) pun telah dilaksanakan di aulah kampus yang di hadiri oleh ibu Rektor,ketua prodi serta para senior kami dan kami sebagai junior mulai bersiap-siap menuju kampus guna untuk menampilkan teater yang sudah kami persiapkan jauh-jauh hari.karena tema teater kami Universitas orang-orang mati kami berdandang bagai hantu kala itu..

Setelah kami mementaskan teater kami tibalah saatnya perlombaan yang kami adakan akan segera dimulai para peserta yang sudah dari tadi menunggu hal tersebut mulai berlatih dan mempersiapkan diri mereka untuk tampil namun kala itu yang hadir hanya dari tingkat SMP dan SMA setelah mereka siap satu persatu di panggil untuk naik kepanggung dan mulai melakukan apa yang ingin di tampilkan.

Setelah Perayaan bulan bahasa selesai kami pun menjalani ruitinitas kami di kampus seperti semula dan ketika ada mata kuliah yang memiliki selisih waktu yang agak berjauhan maka tempat kami untuk menunggu dosen yang mengajar mata kuliah tersebut adalah sekret yaa sekret sudah kami anggap sebagai rumah kedua kami apa lagi yang jarak rumahnya lumayan jauh dari kampus maka kadang-kadang mereka menginap di sekret tersebut.

Ada banyak yang hal kami dapatkan ketika di sekret selain sebagai tempat istirahat dia juga di jadikan tempat untuk mendapatkan ilmu tambahan dari para senior.kadang-kadang mereka bercerita pengalaman yang sudah dialami selama menginjakan kaki di kampus banyak hal yang mereka katakan dan tak henti-hentinya memberikan motivasi bagi kami serta semangat dalam menimbah ilmu.

Itulah kisah setahun silam yang kembali di ungkit oleh ingatan kala melihat maba tahun ini yang sangat-sangat berbeda kisahnya  dari kami para seniornya di sebabkan adanya covid 19 yang sudah beberapa bulan terakhir ini menjadi hal yang di takuti oleh orang-orang,di karenakan adanya virus tersebut menimbulkan banyaknya peraturan baru yang harus di taati oleh masyarakat.

Peringatan bulan bahasa tahun ini pun sangat berbeda dari tahun sebelumnya sebab tahun kemaring belum ada yang namanya covid 19 jadi apa pun yang ingin kami lakukan pasti di setujui oleh ketua prodi kami,tapi meski begitu sebisa mungkin membuat hal yang baru pada peringatan bulan bahasa tahun ini seperti mengadakan diskusi di sekret menjelang hari peringatan bulan bahasa tiba.

Walau peringatan bulan bahasa tahun ini di laksanakan dalam bentuk online tapi kami masih melaksanakan lomba untuk anak-anak sekolahan walau melalui online tapi kami merasa tidak terlalu jauh berbeda dengan peringatan bulan bahasa tahun kemaring sebeb yang membedakan tahun ini dengan sebelumnya dulu kita melaksanakannya secara langsung tahun ini secara online tapi kebersamaan masih sama kami rasa.