Oleh: Dr. Aco Musaddad HM.
Kadis Kominfo SP & Plt. Kadis Pemuda Olahraga dan Pariwisata Polewali Mandar.
“DESA Wisata Lapeo memiliki dua obyek wisata unggulan yaitu Wisata Bahari Baqbatoa Beach dan Wisata Religi Masjid dan Makam KH.Muh. Thahir Imam Lapeo. Desa ini juga memiliki Ekowisata konservasi mangrove, penyu, pengolahan sampah. Desa Wisata Lapeo yang dijuluki Desa Paindo memiliki berbagai atraksi liburan yang di kemas dalam paket wisata seperti camping, snorkeling, sport tourism dll. Selain itu pengelola obyek wisata Desa Lapeo sering menampilkan atraksi seni dan budaya, kuliner khas Mandar yang dikemas dalam bentuk festival. Tentunya ini merupakan peluang untuk memajukan desa melalui sektor pariwisata yang akan membuka peluang kerja baru dan memberikan efek peningkatan ekonomi pada masyarakat”
Desa Lapeo, Kecamatan Campalagian Polewali Mandar sontak menjadi viral tatkala diumumkan masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 dari ribuan desa wisata yang mendaftar ADWI. Keterangan Kepala Desa Lapeo Noor Irwandi Yusuf SH. menyebut bahwa Desa Lapeo 3 tahun berturut-turut didaftarkan masuk ADWI, pada tahun 2022 masuk 500 besar, tahun 2023 masuk 300 besar dan pada tahun 2024 langsung masuk 50 besar dari 6.016 desa yang mendaftar. Tentunya hal tersebut patut diberikan apresiasi.
ADWI merupakan ajang pemberian penghargaan kepada desa-desa wisata yang memiliki prestasi dan kriteria-kriteria penilaian dari Kemenparekraf/Baparekraf.
Tujuan dari event ini adalah untuk menjadikan Desa Wisata Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia dan berdaya saing tinggi.
ADWI dimulai pada tahun 2021 terdapat 1.831 desa wisata yang mendaftar, pada tahun 2022 jumlah desa wisata yang mendaftar meningkat menjadi 3.419. Dan terus meningkat menjadi 4.573 pada tahun 4.573.
ADWI 2024 mengusung tema “Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia” yaitu, Pariwisata hijau bukan hanya tentang lingkungan, tapi juga pariwisata berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga meminimalkan dampak genatif, menjaga dan melestarikan lingkungan dan budaya lokal.
Program ADWI yang diluncurkan oleh Menparekraf RI Sandiaga Uno, sebagai program untuk memberikan apresiasi para penggerak seluruh lini sektor pariwisata dalam membangun desa, transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa.
Lalu apa syarat mendaftar Desa Wisata?
PERTAMA: lokasi desa berada di wilayah RI. Kedua, Peserta wajib menjadi bagian dari keanggotaan di JADESTA. Ketiga, peserta pendaftar diwakili oleh pengelola desa dan didampingi langsung oleh Dinas Pariwisata Daerah. Peserta wajib melampirkan surat keterangan.
Dewan juri ADWI 2024, Madeleine Sophie mengatakan penilaian ADWI lima kriteria yaitu; potensi wisata, amenitas, digital, kelembagaan, sumber daya manusia serta resiliensi.
Terpilihnya Desa Lapeo masuk 50 besar ADWI karena mampu memenuhi 5 kriteria penilaian tersebut yaitu: PERTAMA: Potensi wisata atau daya tarik wisata, diantaranya Baqbatoa Beach yang menyajikan pemandangan pantai yang sangat indah. Obyek wisata ini memiliki event tahunan “Lapeo Beach Festival” dan beberapa festival lainnya, dapat menikmati sport tourism seperti volley pantai, lomba perahu tradisional, snorkeling, mancing, touring menggunakan perahu nelayan dll.
Desa Lapeo selain memiliki obyek wisata Baqbatoa Beach, juga memiliki obyek wisata religi Mesjid Nuruttaubah Lapeo dan makam KH Muhammad Thahir Imam Lapeo, obyek wisata ini dikunjungi sekitar 300-500 peziarah setiap harinya, tentunya diharapkan dapat memberikan efek ekonomi kepada masyarakat sekitarnya dengan menjual souvernir khas mesjid Lapeo dan Imam Lapeo.
KEDUA: Amenitas, peningkatan standar kualitas amenitas pariwisata dengan standar CHSE. Standar pelayanan dan fasilitas pendukung di desa wisata Lapeo diantaranya toilet, parkiran, gazebo, homestay toko souvernir, toko retail modern, angkutan umum, toko kuliner, camping ground dll.
KETIGA: Akselerasi transformasi digital merupakan kategori ketiga dalam penilian ADWI 2024, Baqbatoa Beach telah memberlakukan transaksi dengan menggunakan e-QRIS untuk transaksi non tunai, pemasaran paket wisata melalui market place. Selain hal tersebut, ada beberapa kreativitas yang dikembangkan diantaranya pemanfaatan media sosial dalam membuat konten promosi wisata, membuat event-event, Sayyang Pattuqduq, Haul Imam Lapeo.
KEEMPAT: Kelembagaan dan SDM, pemberdayaan SDM di desa wisata untuk meningkatkan lapangan kerja dampak ekonomi serta mendukung kesetaraan gender dalam pelibatan SDM di desa wisata. Desa Wisata Lapeo memiliki dua obyek wisata unggulan yaitu; Obyek Wisata Religi Mesjid Nuruttaubah Imam Lapeo yang ketuanya adalah Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) yang diketuai oleh cicit KH. Muh Thahir Imam Laepo. Kemudian obyek wisata bahari yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Pintu Surgawi dan pengelola objek wisata sering diikutkan pelatihan pengembangan obyek wisata.
KELIMA: Resiliensi, pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan dengan memperhatikan isu lingkungan serta memiliki manajemen resiko. Desa Wisata Lapeo memiliki Bank Sampah yang dikelolah oleh BUMDES melalui Unit Pengelolaan Sampah. Sampah yang dikelolah berasal dari masyarakat Lapeo yang ditampung kemudian disortir dengan mempekerjakan masyarakat sekitar, sampah tersebut kemudian dikelolah menjadi handycraft, lalu dipasarkan.
Selain hal tersebut Desa Wisata Lapeo memiliki Produk Ekonomi Kreatif yaitu: KRIYA diantaranya Kerajinan bambu, piring lidi kelapa, sangkar, baju kaos, barung-barung (tempat duduk dari bambu) dll. KULINER: loka sattai, lameayu to’ja, sokkol, pupu’, gogos kambu, bau piapi, ule-ule tarreang dan lain-lain. FESYEN: Sarung tenun Sutra Mandar/lupa’ sa’be. Batik Mandar Expedition.
Kelima kategori penilaian ADWI mampu dipresentasikan oleh Kepala Desa Lapeo Noor Irwandi Yusuf dan Ketua POKDARWIS Pintu Surgawi Wahyudi di hadapan Juri ADWI 2024 yaitu; Madeleine Sophie Ketua Bidang Humas Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO), Vindex Tengker Chep ACP (Association Culinary Profesional) Indonesia dan disaksikan oleh Ibu Titik Lestari Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI. Pj Bupati Polewali Mandar Muhammad Ilham Borahima, dan Beberapa Pejabat dari Pemprov Sulbar, Asisten 2 Setda Pemprov Sulbar mewakili Gubernur Kadis Pariwisata, Kadis PMD, Kadis Kominfo dan Kepala OPD dari Kabupaten Polewali Mandar diantaranya Kepala Balitbangren.
Terdapat beberapa catatan dari Dewan Juri diantaranya dari Chef Vindex “Kuliner Mandar “Pupu”, Bau Piapi memiliki cita rasa yang sangat khas dan enak rasanya, sebaiknya ini kita promosikan ke luar daerah sehingga dapat dinikmati bukan saja orang Mandar.
Selain itu Desa Lapeo juga memiliki tempat pembuatan perahu tradisional Mandar, sebaiknya dibuatkan tempat khusus untuk pembuatan perahu tersebut, sehingga dapat menjadi wisata edukasi. Demikian pula saran dari Madeleine sebaiknya dibuatkan paket wisata yang mengintegrasikan beberapa obyek wisata di sekitar Lapeo dan saya akan membantu untuk mempromosikan.
Pj Bupati Polman Muhammad Ilham Borahima mengucapkan selamat kepada Desa Lapeo karena telah berhasil masuk 50 besar, dan ini merupakan prestasi yang luar biasa dan patut dicontoh desa-desa lainnya dan semoga akan memincu pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Polewali Mandar akan terus mendukung pengembangan Desa Wisata Lapeo melalui pentahelix dalam pariwisata yaitu mengkolaborasikan lima unsur, yaitu: Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah dan Media.
Keterlibatan pentahelix tersebut akan dapat menjadikan Desa Wisata Lapeo; Pertama, meningkatnya kualitas Desa Wisata ke tingkat nasional dan dunia. Kedua, terpromosikannya Desa Wisata ke seluruh dunia. Ketiga, menginspirasi Desa Wisata lainnya untuk berkembang. Keempat, mendorong pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Kelima, memberikan dampak positif terhadap perekonomian desa. Keenam, melestarikan lingkungan.
Desa Wisata Lapeo diharapkan dapat menjadi Desa Inspiratif bagi 144 desa di Polman khususnya dan di Sulawesi Barat pada umumnya.