MAMUJU, Mandarnesia.com — “Objektivitas itu mahal,” ungkapan menohok itu disampaikan Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris DP dalam konfersensi pers di aula Mapolda Sulbar, Kamis (3/1/2019).
Idris mengaku kecewa dengan pemberitaan beberapa media di Sulawesi Barat yang terkadang mengesampingkan prinsip objektivitas dalam menulis sebuah berita.
Pasalnya, ada sebagian yang menuduh saya pro terhadap Lesbian, Gay, Biseksual, dan
Transgender (LGBT). “Pada saat Dorce datang ke Sulbar saya terima di rumah jabatan, karena saat itu tidak ada wakil gubernur, dan gubernur, makanya saya ajak ke dalam. Tiba-tiba muncul saya mendukung LGBT,” ungkap Idris, Kamis (3/1/2019).
“Saya juga tidak tahu kenapa ada baliho, tiba-tiba ada. Ya mengertilah ada yang ingin memanfaatkan soal ini. Maksudnya ada yang memanfaatkan itu karena dalam kontestasi politik, biasalah kalau dia lihat ada peluangnya untuk dimanfaatkan menjadi berita,” ungkap Idris.
Idris mengatakan, pihak provinsi lebih awal berencana merayakan pergantian tahun dengan zikir.
Pemberitaan yang menyebutkan Pemprov Sulbar mengeluarkan Rp 80 juta untuk mendatangkan Dorce, juga sangat disayangkan pria yang pernah menjabat di LAN Makassar itu. Ditegaskan Idris, tudingan itu tidak benar.
“Ndak ada, saya panggil unit yang berkaitan dengan perjalanan, tidak ada di anggarannya, dipelintir, murni dipelintir. Tidak ada satu lembar permohonan surat pun atau permintaan dari provinsi untuk mendatangkan,” jelasnya.
Namun atas kedatangan Dorce, menurut Idris, akhirnya timnya pulang dan mengatakan bahwa Sulbar memang provinsi yang religius.
Foto : Ayyub KP
Reporter: Sudirman Syarif