Karya : B.B. Soegiono*
ketika rakyat susah tidur karena perutnya lapar. para penguasa kekenyangan sampai buang makanan. akhirnya yang memungut adalah rakyat. untuk mengganjal perutnya yang menjerit sakit.
ketika rakyat susah tidur karena badannya kedinginan. tak ada selimut dan bantal di terotoar. tak ada lampu di bawah kolong jembatan. para penguasa nyenyak dan ngorok di atas ranjang dan kasur yang empuk.
ketika rakyat susah tidur karena digigit nyamuk dan dikerubuti lalat. sebab autan telah dianggap mahal. baigon sudah tak mungkin dibeli. sedangkan lapangan kerja cuma janji kampanye. maka matilah rakyatnya. di bawah telapak kaki meja kantor tuan dan ratu yang sibuk beli mobil baru, rumah baru, perusahaan baru. belum lagi dengan kerabat dan koalisi yang berebut minta jadi menteri
sungguh tragis dan tak berdaya
di atas tanah
yang dikenal tanah surge
sebab bisa menanam apa saja
termasuk manusia
sungguh tragis dan tak berdaya
di atas tanah
yang dikenal tanah surge
sebab bisa menanam apa saja
kerena subur
dengan air darah dan tangis rakyatnya.
Denpasar, 30 Juni 2019
*B.B. Soegiono, lahir di Tempuran, Bantaran, Probolinggo, tanggal 11 Oktober 1996. Kini mengembara di Singaraja—menjadi seorang penyair, cerpenis, dan esais. Bisa dihubungi melalui nomor gawai/WhatsApp 082301299466, email b.b.soegiono@gmail.com, dan Instagram b.b.soegiono—–merupakan penulis buku antologi puisi yang berjudul Saga Mentari.