Mandarnesia.com — Provinsi Sulawesi Barat menyediakan 20 ton stok ikan terbang kemasan untuk diekspor ke Jepang selama tahun 2018. Sementara untuk ekspor perdana pemerintah Sulbar mengirim 10 ton.
Jika ekpor tersebut disukai konsumen, makan ekspor berkesinambungan akan berlanjut. “Semua unsur legalitas dan legalisasi untuk ekspor semua sudah keluar,” kata Kepala Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Sulbar, Parman Parakasi di teras Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Sabtu (22/9/2019).
Menurutnya, Sulbar tidak ingin seperti telur mata sapi. Ayam yang bertelur, ayam berproses tapi saat punya nama, yang harum justru sapi.
“Sama dengan Sulbar kan banyak produksi kita kirim ke sana. Tapi yang tercatat mengekspor itu adalah daerah tetangga misalnya, Makassar, Balikpapan, Palu, dan sebagainya. Kita berupaya memutus mata rantai seperti itu” ujarnya.
Pusat pengolahan ikan yang berada di Kecamatan Somba, Majene juga telah dikunjungi dan memang sudah layak. Dia punya unit pengelolaan ikan. Menurutnya, tidak gampang juga untuk memenuhi eksportir karena harus memenuhi syarat.
“Saya kira masyarakat ini terbantu untuk menciptakan lapangan kerja. Sudah ada sekitar 200 karyawan yang bekerja. Secara otomatis itu akan membantu peredaran uang terkait pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing tinggi dan inovatif,” tutupnya.
Reporter: Sudirman Syarif