Pustaka Bergerak Indonesia Simpul Penjaga Peradaban Nusantara

Oleh : Karmila Bakri

(Ketua Yayasan Anak Lontara Nusantara)

Catatan perjalanan setiap pegiat literasi se-nusantara, penuh warna karakter, faktor demografi, salah satu penyebab keberagaman tercipta.

Benak semakin tersugesti, saat dimana pesan chat WA dari presiden Pustaka Bergerak Indonesia, bapak Nirwan Arsuka, berisi undangan buat yayasan kami.  Chat WA penulis terima pada tanggal 11 februari 2020, pesan itu tertulis,

“Salam Mila, semoga kabar anda sekeluarga dalam keadaan baik. Ini ada undangan buat anda, dan beberapa kawan relawan untuk hadir di acara Rakornas Perpusnas,”.

“Nama anda ada di halaman terakhir nomor urut 24. Undangan fisiknya hanya ada satu, ada di tempat saya. Jadi yang saya kirim ini salinan elektronik saja. Silahkan diprint. Semoga bisa membantu untuk bisa hadir, “.

Selepas membaca dengan saksama, undangan yang terkirim, dan time schedule, berisi rapat koordinasi dan seminar nasional bidang perpustakaan, dilaksanakan di Hotel Bidakara Jakarta, 25-27 Februari 2020.

Penulis langsung, membalas via chat WA. ” Insya Allah Kak, kebetulan Mila harus menghandel beberapa kegiatan di daerah, mohon kiranya kami bisa mengirim perwakilan, beliau adalah sekertaris kami di Yayasan Anak Lontara Nusantara, “Pak Nirwan Arsuka pun membalas dengan lugas, “Ya diatur saja.”

Segera kami diskusikan perihal siapa yang bisa kami rekomendasikan, maka muncullah nama Nurmaningsih, selaku sekertaris kami di Yayasan Anak Lontara Nusantara.

Beberapa panggilan dari pegiat literasi pun menyapa, dan memastikan apakah penulis berangkat Rakornas Perpusnas RI, tidak berpikir lama-lama, sebab Rakornas dan kegiatan literasi di daerah pun tidak kalah pentingnya.

Sudah deal kami mengirim perwakilan, tentu dibenak ingin sekali bersitatap dengan para pegiat literasi se-nusantara, apatah lagi selama ini hanya berkomunikasi di media sosial.

Tentu edisi curhat-curhatan, tentang pengalaman para pegiat literasi Se-Nusantara, menjadi buah pembelajaran. Namun kami tetap membijaki, segala keinginan dan kesempatan ada Maha Semesta yang mengatur.