Proyek Saluran Irigasi Putus Jalan, Pengguna Minta Segera Diperbaiki

MALUNDA,mandarnesia.com-Proyek Pembangunan Saluran Irigasi Bendungan Kayuangin, di Desa Kayuangin, Kecamatan Malunda diduga merusak fasilitas umum.

Padahal, jalan Pomolimbo yang menghubungkan dari Lingkungan Banua Kelurahan Malunda ke Desa Kayuangin, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulbar satu-satunya akses yang paling dekat bagi warga jika ingin keluar- masuk di daerah tersebut.

Salah satu pengguna jalan menuturkan, tak mengetahui jika jalan tersebut terputus. Ia baru mengetahui setelah ingin melintas. Apalagi, tidak ada tanda-tanda yang terpasang di bahu jalan. Meskipun, kata dia, ada jalan alternatif, tapi bisa memakan waktu yang cukup lama. Jalanannya pun berliku-liku.

“Harusnya juga anda tanda larang dari jauh. Itu saya lihat hanya beberapa centimeter saja (dari jalan terputus) baru ada tanda penghalang, itupun kayu berukuran kecil. Jangan sampai ada korban jiwa karena dalam sekali turun,” ujarnya yang namanya enggan ditulis.

Senada dikatakan pengguna jalan lain. Jika ia hendak ke rumah (Pettabeang) harus melewati jalan yang berkelok. Harusnya sebelum memutus jalan, ada anggaran yang disiapkan untuk memperbaiki. Karena jalan tersebut termasuk fasilitas umum.

“Bagus sekali seandainya melalui lereng-lereng bukit saluran irigasinya. Nanti bagian bawah itu kan, agak rendah jalannya. Kemudian mungkin bisa langsung diperbaiki sama (jalan) yang di Mosso. Ini dibiarkan saja begini. Apalagi dalam sekali turun,” ucapnya yang juga namanya enggan ditulis, Jumat (8/3/2019).

Agus Balai Budidaya Wilayah Sulawesi III mengungkapkan, akan menyampaikan ke pihak kontraktor persoalan tersebut.

“Saya masih di Makassar ini. Nanti saya cek langsung ke lapangan. Nanti saya sampaikan yang mana saja perlu dibenahi. Kemudian memang kondisi masa pemeliharaan itu. Hari Senin saya panggil (pihak kontraktor) menghadap ke kantor. Hari Minggu saya rencana ke Mamuju,” ucap Agus yang juga selaku PPK.

“Nama PT-nya, Pratamagodean Jaya. Kalau total anggaran saluran irigasi, saya kurang faham. Tapi itu multi years selama tiga tahun, total anggarannya Rp48 miliar sekian. Kalau kontraknya di basecamp sudah selesai. Tapi masa pemeliharaannya itu selama enam bulan,” sambungnya.

Ketika media ini mendatangi basecamp di Lingkungan Banua, tak ada aktivitas yang berarti.

“Sudah selesai pengerjaannya pak, sekitar satu bulan lalu. Hanya bapak saya di sini, bagian mekanik jaga alat-alat berat,” katanya.

Akhsan Pihak Kontraktor PT Pratamagodean Jaya menyampaikan, pemutusan jalanan tersebut berdasarkan keinginan dari masyarakat khususunya petani setempat. Baginya, hanya melaksanakan saja kegiatan.

“Supaya saluran irigasi bisa sampai ke sawah itu (waduk). Itupun dihibahkan tanahnya. Jadi tidak ada anggarannya untuk itu (Perbaikan jalan). Sebenarnya itu saluran irigasi melewati lereng-lereng gunung, tapi masyarakat ingin supaya itu yang dilalui dengan memotong jalan. Tolong dicek kebenarannya atau ke Pak Yadul,” jelas Akhsan kepada mandarnesia.com.

Terkait apakah melanggar Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, kata Akhsan, dirinya tidak punya kapasitas untuk menanggapi hal itu.

“Saya ini hanya sebagai peksana di situ. Karena ini keinginan masyarakat,” pungkasnya.

Ketfot: Kondisi jalan yang menghubungkan dari Banua ke Desa Kayuangin, Pettabeng yang terputus. Foto: Busriadi Bustamin

Reporter: Busriadi Bustamin