Laporan: Ahmad Robbani BTKR (Netizen)
MANDARNESIA.COM, Majene – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI melalui Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika Makassar terus berupaya meningkatkan kompetensi digital lulusan SMK di Indonesia.
Salah satu inisiatif terbaru adalah pelaksanaan Pelatihan dan Sertifikasi Vocational School Graduate Academy (VSGA) Batch 5 dengan skema Junior Graphic Designer (JGD) yang berlangsung pada 21-23 Mei 2024 di SMK Negeri 2 Majene, Sulawesi Barat.
Andi M. Yusuf dari Universitas Sulawesi Barat akan bertindak sebagai instruktur. Yusuf dikenal sebagai pakar di bidang desain grafis dan telah memiliki pengalaman luas dalam pendidikan vokasi.
Dalam surat resmi bernomor B-248/BBPSDMP.73/LT.02.02/05/2024 tertanggal 18 Mei 2024, Kepala BBPSDMP Kominfo Makassar, R. Muhammad Agung Harimurti Pumoinojati, mengundang Andi M. Yusuf, S.S., S.Pd., M.Kom., seorang dosen dari Fakultas Teknik, Prodi Informatika, Universitas Sulawesi Barat, untuk menjadi instruktur dalam pelatihan ini.
Andi M. Yusuf menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia berpartisipasi sebagai pengajar dalam program VSGA.
“Ini partisipasi pertama di program VSGA. Saya berharap materi yang disampaikan dapat menjadi bekal berharga bagi para peserta dan meningkatkan kompetensi mereka untuk bersaing di dunia kerja,” ujar Yusuf.
Pelatihan ini akan diikuti oleh 35 siswa dari SMK Negeri 2 Majene, dengan materi utama yang disampaikan oleh Hendra Usman, termasuk desain logo dan mockup aplikasi Mandar Go.
Lebih lanjut, Yusuf mengapresiasi pelayanan SMK Negeri 2 Majene yang dinilai layak serta kerja keras panitia VSGA Kominfo Batch 5.
Program VSGA dirancang untuk memberikan pelatihan dan sertifikasi berbasis kompetensi nasional yang menyasar lulusan SMK atau sederajat, serta diploma 3 dan 4 yang belum bekerja.
Peserta pelatihan ini diharapkan memiliki latar belakang pendidikan di bidang Science, Technology, Engineering, dan Math (STEM).
“Pelatihan ini sangat penting untuk mempersiapkan tenaga kerja muda Indonesia agar siap menghadapi tantangan dunia kerja di era digital. Kami ingin memastikan mereka memiliki keterampilan yang sesuai dengan standar kompetensi kerja nasional,” ungkap Yusuf.
Kegiatan ini bagian dari upaya pemerintah untuk menjangkau daerah-daerah yang membutuhkan peningkatan kompetensi digital.
Dengan adanya program ini, diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran di kalangan lulusan pendidikan vokasi dan mempercepat alih kompetensi (upskilling dan reskilling) dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.
“Kami berharap program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis peserta, tetapi juga memberikan mereka peluang untuk masuk ke pasar kerja yang semakin kompetitif. Ini adalah langkah konkret untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia,” tambah Yusuf.
“Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan generasi muda. Saya berharap bisa membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk sukses di industri kreatif,” kata Yusuf.
Program VSGA juga diharapkan dapat menciptakan ekosistem seimbang yang melibatkan berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah, sektor swasta, institusi pendidikan, dan dunia industri.
“Triple helix model yang kami terapkan dalam program ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, dan industri. Dengan demikian, kita bisa menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan kompetensi digital,” jelas Yusuf.
Aktivitas dalam program VSGA mencakup beberapa komponen penting seperti Self-paced Learning, di mana peserta belajar secara mandiri melalui platform digital.
Pertemuan kelas juga menjadi bagian integral, baik secara tatap muka maupun melalui live session webinar. Peserta juga akan mengikuti Hands-on Labs, mengerjakan proyek secara mandiri atau berkelompok, dan menjalani evaluasi melalui kuis, ujian, atau proyek akhir.
“Program ini didesain untuk memberikan pengalaman belajar yang komprehensif dan praktis. Kami ingin memastikan bahwa setiap peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan keterampilan mereka dalam proyek nyata,” ungkap Yusuf.
Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta akan mengikuti proses sertifikasi yang menentukan kelulusan mereka. Bagi mereka yang memenuhi kriteria, sertifikasi ini menjadi pengakuan resmi atas kompetensi yang telah mereka capai.
Selain itu, ada pelatihan tambahan pengembangan soft skills yang akan membantu mereka dalam beradaptasi dan berkomunikasi dengan lebih efektif di tempat kerja.
Pelaksanaan program VSGA di Majene ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperluas akses pendidikan vokasi berkualitas dan mendukung pengembangan SDM di seluruh Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan program ini agar semakin banyak lulusan pendidikan vokasi yang bisa merasakan manfaatnya. Ini investasi jangka panjang untuk masa depan Indonesia yang lebih digital dan maju,” tutup Yusuf. (Rls/WM/***)