POLEWALI-Desa Renggeang Kecamatan Limboro salah satu tempat tujuan wisata kebudayaan (Tourism Culture) andalan Kabupaten Polewali Mandar. Dihari kedua program kebudayaan PraPIFAF, seluruh peserta AIESEC dari mahasiswa mancanegara, menginap di Desa tersebut.
Desa yang dipimpin Kades Hakim memilki banyak potensi usaha masayrakat yang layak jual hingga ke luar negeri. Kehadiran mereka, disambut baik masyarakat dalam rangka belajar khusus sejumlah potensi usaha rakyat Mandar.
Ahad, (30/72017) pertunjukan musik tradisional rebana oleh kelompok seni daerah, seketika membangkitkan suasana riang gembira, tabuhan rebana menyambut kunjungan turis AIESEC yang datang beserta Pendamping Green Generation Sulbar, AIESEC Unhas. Dalam setiap hajatan, pesta perkawinan, khatam Alquran, penjemputan tamu atau turis kesenian musik rebana lestari. Hal itu menjadi kebiasaan masyarakat Mandar, biasa orang yang berdomisili di perantauan menyebut kampung tersebut. Musik rebana, mengundang antusias turis berbaur nampak senang menari sekehendak hati, mengikuti alunannya.
Usai, berinteraksi dengan para pelaku seni musik tradisonal rebana, mereka pun melanjutkan kegiatan studi tour mengunjungi langsung sentra industri kuliner golla kambu. Golla kambu makanan dari bahan baku beras ketan, gula merah dan kelapa sudah sangat populer sebagai panganan khas Polewali Mandar.
Di salah satu pusat pengolahan golla kambu, mahasiswa khusus dari elemen pelajar perguruan tinggi terkemuka di negara masing- masing seperti dari Francis, Ukraina, Rusia dan Cina, Maroko sangat serius mempelajari seluruh proses pengolahannya mulai dari tahap pemilihan bahan baku beras ketan yang digunakan hingga pengemasan memanfaatkan daun kering.
Selaian itu, makanan tradisional jepa, juga jadi perhatian belajar peserta AIESEC. Di Desa tersebut, perhatian lain turis juga pada industri kain sutra, teknik menenun yang dilakoni perempuan pengrajin kain sutra Mandar mendapat angin segar. Pasalnya mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan marketing, mengamini harapan untuk mempromosikan sabe Mandar tersebut ke negara masing-masing peserta.
“Alhamdulillah turis ini, merasa puas dan antusias mereka juga heran keramahan warga Renggean menyambut dengan berbudaya, kuda pattudu, penjemputan mereka jarang diperlakukan seperti itu, seperti itu tarian menerima tamu, kami adakan pertunjukan rebana dan tarian dan permaian poayang yang ditampilkan turis juga ikut bermain. Selain itu kunjungi tempat penangkaran ulat sutera hingga proses pembuatan kain sutera dan sarung di tempat berbeda, desa kami,” jelas Kades Renggeang Hakim.
Menurut Hakim, usaha kuliner Golla Kambu menjadi prioritas termasuk kain sutera Mandar. Bagi mereka dipromosikan ke mancanegara melalui media informasi online dan offline. Golla kambu kuliner khas Mandar dinilai potensi menjadi camilan untuk semua kalangan.
“Makanan golla kambu, dilirik kita banyak sharing, tentang karena golla kambu. Golla kambu itu ada yang mikassa atau keras bisa bertahan dua sampai tiga bulan,” terang Hakim.
[perfectpullquote align=”full” cite=”” link=”” color=”” class=”” size=””] “Kita akan buat laporan persentasi ke negara kami, prioritas yang mau dipersentasekan Golla Kambu dan kain sutera itu dibutkan website untuk sharing ke negara tetangga, ” sebut Hamza Elgiundany Peserta AIESEC Kebudayaan dari Maroko sembari menikmati loka anjoro makanan tradisonal terbuat dari ubi kayu dan santan kelapa. [/perfectpullquote]
Agar supaya studi kajian kebudayaan fokus mempelajari proses produksi dan pemasaran produk andalan Desa Renggeang, inilah, sehingga mahasiswa menginap di rumah warga. Hal itu dimaksudkan pertukaran informasi masyarakat desa setempat dengan pendatang dari negara asing, bernilai positif dalam upaya meningkatkan perekonomian usaha desa.
(Media Center Kominfo Polman)