Potret Insipiratif ‘Manis Jek’ dari Polewali

POLEWALI, mandarnesia.com-Bisnis layanan online menjamur di media sosial. Di Polewali Mandar telah hadir layanan jasa online dinamakan Manis Jek. Layanan ini tidak sekelas GoJek. Manis Jek ini dikelola mandiri oleh Nadia (22).  Selain aktif menjadi mahasiswa di Kampus Universitas Al-Asyariah Mandar (Unasman) Prodi Pemerintahan Semester IV, salah satu anggota Mapala Unasman. Perempuan mandiri ini juga giat menjadi relawan kemanusiaan.

Sudah dua bulan Manis Jek beroperasi di Polewali Mandar. Melayani ojek, antar jemput paket, delivery makanan dan minuman. Jadwal beroperasi mulai pukul 09.00 wita pagi. Namun jika pelanggan pesan menu sarapan biasa jadwalnya lebih cepat. Batas operasi layanan sampai pukul 17.00 wita. Tapi jika ada pelanggan malam, batasnya hingga pukul 22.00 Wita. Namun tetap dikondisikan oleh Manis Jek.

Tarif mulai Rp5.000 ingga Rp15.000 sesuai titik tempuh jarak pengantaran. Adapun omset tidak menentu didapatnya. Pekerjaan ini dilakoni sebab hobi suka jalan-jalan, menjadikan kurir dinikmatinya. Hal tersebut menjadikan perempuan manis ini tetap optimis. Menjadikan pekerjaan sebagai hobi.

“Misalkan hari ini saya dapat Rp70.000, maka Rp15.000 saya isikan bensin untuk persiapan ngekurir besok. Rp5.000 untuk pakai sarapan nasi kuning besok pagi, kemudian sisanya saya tabung,” ujar Nadia sembari menjelaskan ke mandarnesia.com.

Perempuan senantiasa dituntut untuk mandiri secara ekonomi. Proses ini telah dilakoni oleh Nadia. Gambaran tentang kegesitan seorang kurir, perempuan yang senantiasa cerdas mengatur waktunya, disela-sela tumpukan kesibukan.

Ditengah budaya konsumtif dan gaya hidup perempuan-perempuan hedon. Nadia mampu menepisnya, menjemput rezeki tidak harus duduk bersolek dengan alat-alat make up. Tapi melakoni proses kemandirian itu penting bagi kaum perempuan.

Senada dengan itu, modal percaya diri tergambar lewat penuturan Nadia ke mandarnesia.com. “Saya kan berkulit hitam, terkadang ada teman menyarankan agar saya perawatan, biar putih dan cantik. Namun saya tidak tergoda, paling saya balaskan ke mereka, hitam saja saya manis kan, apalagi mau menyulap putih. Dari pengalaman inilah sehingga saya membuat Manis Jek.”

Perempuan cantik itu relatif kok, tidak lantas diidentikkan harus putih dan langsing. Perempuan-perempuan kadang terjebak pada dirinya sendiri. Pola pikir harus cerdas menyikapi segala bentuk perubahan. Bukan lantas memposisikan perempuan sebagai objek.

“Memberikan jasa pelayanan ke pelanggan harus dengan kata-kata sopan dan manis biar pelanggan puas menggunakan jasa kurir say. Yang terpenting adalah modal kepercayaan,” pungkas Nadia si perempuan berkulit hitam manis ini.

Reporter: Karmila Bakri