Pesut Sepanjang 2,2 Meter Tersesat di Sungai Kampar

PELALAWAN, KKP– Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang bersama tim gabungan mengevakuasi seekor pesut yang tersesat di aliran anak Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Sesditjen PRL), Agus Dermawan menegaskan evakuasi dilakukan untuk menghindari keterancaman pesut dari keberadaannya yang berdekatan dengan pemukiman warga dan aktivitas penangkapan ikan.

“Pesut termasuk mamalia laut dilindungi yang sangat sensitif terhadap aktivitas manusia yang menimbulkan kebisingan dan gangguan, seperti aktivitas kapal hingga alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan,” jelas Agus melalui siran pers KKP.

Pesut yang berbobot 130 kg dan panjang 220 cm ini dievakuasi pada Sabtu (19/9) melalui jalur sungai berlanjut ke darat. Jalur darat dipilih dengan pertimbangan jarak yang cukup jauh, jika ditempuh jalur darat hanya mencapai 103 km. Sementara untuk lokasi evakuasi, dikarenakan kondisi pesut yang lemah tim gabungan memutuskan dilakukan di aliran Sungai Kampar, Desa Pelalawan, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan.

“Info yang kami terima dari nelayan, pada bulan Agustus 2020, setidaknya dijumpai 5 ekor Pesut. Selain itu lokasinya juga jauh dari warga, bukan sarang buaya, dan sungai lebar. Kemungkinan habitatnya memang di sana”, ujar Kepala BPSPL Padang Mudatstsir melalui siran pers KKP.

Mudatstsir mengungkapkan keberhasilan evakuasi berkat kerjasama tim gabungan yang terdiri dari BPSPL Padang Satker Pekanbaru, BBKSD Wilayah I Provinsi Riau, Jakarta Animal Aid Network (JAAN), DKP Kabupaten Pelalawan, Polsubsektor Pelalawan, Polsek Langgam, Kelompok Mancing Pelalawan, Aktivis Pemuda Desa Segati, Ketua Pemuda dan Kelompok Mancing Mania Desa Segati.

“Selama beberapa hari ke depan, BPSPL Padang terus melakukan monitoring terhadap pesut yang dievakuasi. Hal ini untuk mengantispasi terjadinya disorientasi pada pesut. BPSPL Padang menghimbau ke masyarakat agar ikut melindungi Pesut,” pungkasnya melalui siran pers KKP.

Sementara itu, Amang Raga dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN) memperkirakan umur lumba-lumba air tawar ini telah mencapai usia 30 tahun. “Hal ini terlihat dari jumlah dan akar gigi depannya,” terang Amang melalui siran pers KKP.

Pesut sudah terlihat sejak Selasa (16/9).

Sebelumnya, Pesut berjenis kelamin jantan ini memperlihatkan diri pada Selasa (16/9) di Desa Tambak, Kecamatan Langgam yang kemudian segera ditelusuri dan dipantau oleh BPSPL Padang Satuan Kerja (Satker) Pekanbaru. Selanjutnya, pada Rabu (17/9), Pesut kembali muncul di area sungai perkebunan sawit milik PT Mitra Unggul Pusaka (MUP), Desa Segati yang berjarak lebih kurang 25 km ke arah hulu dari lokasi kemunculan awal.

Kemudian, Kamis (18/9), bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pelalawan, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kecamatan Langgam dan Aktivis Pemuda Desa Segati meninjau pemasangan jaring penahan yang dilakukan Komunitas Mancing Mania Desa Segati yang mendapat perintah langsung Bupati Pelalawan. Pemasangan Jaring bertujuan memudahkan pemantauan dan proses evakuasi.

Sementara menunggu tim lengkap, BPSPL Padang mengamati kemunculan Pesut ke permukaan setiap menitnya beserta jangkauan pergerakan maju mundur Pesut untuk dijadikan dasar proses evakuasi. Pesut muncul ke permukaan rata-rata setiap 2 (dua) menit sekali dalam jarak 1-30 meter baik ke arah hulu maupun ke arah hilir.

Namun, Jumatnya (18/9), Pesut tak lagi dijumpai. Setelah ditelusuri, Pesut ditemukan pada jarak 2 (dua) km ke arah hulu dengan kondisi air pasang mencapai kedalaman tiga (3) meter dan arus yang kuat, sehingga diputuskan untuk penundaan evakuasi. Evakuasi akhirnya dilanjutkan pada Sabtu (19/8) pagi dan berhasil diselesaikan pada malam hari.

Sumber: Siaran Pers KKP