Netizen : Nurberlian dan Ridwan Rasyid
Sambaliwali merupakan salah satu desa yang terletak di Polewali Mandar, tepatnya di Kecamatan Luyo. Tak jauh berbeda dengan desa-desa pada umumnya, Sambaliwali senantiasa membangun persatuan melalui program-program yang dijalankannya. Seperti pengadaan harlah (hari lahir) desa, yang merupakan salah satu agenda tahunan di desa Sambaliwali yang dilaksanakan pada Minggu, 14 juli 2019
Perayaan hari lahir Sesa Sambaliwali ini berlansung dengan sangat meriah, hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang hadir dan antusias selama berlangsungnya acara tersebut.
Menanggapi hal itu. Mardin, sebagai salah satu masyarakat Sambaliwali menganggap bahwa acara ini merupakan suatu agenda yang menarik. Selain sebagai moment untuk mengingat sejarah desa, juga sebagai wadah silaturahmi antara sesama masyarakat.
“Acara ini menarik sekali, karena kalau ada acara begini bisa ki ketemu sama masyarakat. Apalagi ini kan ulang tahun desa, jadi bisa ki ingat lagi bagaimana itu ceritanya desa ta.” Tutur Mardin
Selain itu, Rusman selaku Kepala Desa Sambaliwali dalam sambutannya menyebutkan bahwa untuk mewujudkan desa maju, diperlukan masyarakat yang bersatu serta senantiasa rukun dalam berbagai momen. Dan tasyakuran hari lahir Sambaliwali ini tentunya menjadi gambaran akan kerukunan masyarakat tersebut.
Jika berbicara masalah kerukunan, tentunya tidak pernah lepas dari bagaimana masyarakat dapat saling menghargai antara satu sama lain. Keadaan ini tergambar pada acara tasyakuran hari lahir Sambaliwali yang tak hanya melibatkan tokoh masyarakat, namun juga melibatkan pemuda-pemuda sekitar. Lantera misalnya, salah satu kelompok pemuda Sambaliwali yang cukup memberikan kontribusi bagi kelangsungan kegiatan ini.
Tidak hanya soal masyarakat, pemuda, dan bagaimana kerukunannya, hari lahir Sambaliwali ini ternyata memiliki filosofi tersendiri yang cukup menarik dari segi penataan panggung, penggambaran suasana desa, serta pertunjukan-pertunjukan tradisional seperti pappa’dendang dan reka-reka.
Pappadendang sejenis permainan traddisional di daerah setempat yang dimainkan dengan cara dipukul oleh empat sampai enam orang dan menghasilkan alunan musik alami nan indah, dalam permainan ini ditekankan kerjasama antar pemain.
Sementara reka–reka sejenis permainan tradisional yang dimainkan oleh delapan orang anak anak atau pemain. Menarikanya reka reka yang ditampilakan di Harlah Desa Sambaliwali ini dipadukan dengan alunan musik dari gitar kejong dan suling dengan diiringi oleh lagu daerah setempat yang berjudul soro-sorongi sau karajing sehingga permainan ini nampak seperti sebuah tarian. Permainan ini juga menekankan pada kerjasama dan keselarasan antara pemain dan pemusik.
Syamsul Rijal Rasyad, selaku ketua panitia pada acara tersebut menyebutkan bahwa Desa Sambaliwali memegang prinsip tidak pernah gentar dengan sinar matahari yang menyengat..
“Kenapa panggung kami tidak menggunakan tenda, karena ini menunjukan dan menggambarkan bahwa Desa Sambaliwali yang penduduknya sangat bersemangat, mereka berprinsip ditarimai mai paendona allo’ sawa’ indangi tau gentar dengan sinar matahari” Ujarnya saat memberikan sambutan.