Reporter: Moch. Ferdi Al Qadri
“Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga” | Hai, begitulah kata para pujangga.”
MANDARNESIA.COM, Mamuju — Rhoma Irama persembahkan lagu itu pada 1994. Ia memberi pembuktian bahwa suatu karya bisa tak lekang oleh waktu. Orang-orang menyanyikannya di acara TV, membawakan ulang dan mengunggahnya di YouTube, berkaraoke dalam hajatan pernikahan, atau sekadar mendengarkan lewat pemutar musik di gawai.
Kita sedikit mengadaptasi potongan lirik itu dalam respon peristiwa kekinian: Kenduri tanpa lagu, bagai taman tak berbunga. Alunan lagu membuat suasana syahdu, meminta penghayatan. Suasana seperti ini biasa ditemukan dalam pembukaan acara dengan menyanyikan lagu mars.
Nada-nada juga bisa memeriahkan, memantik semangat hadirin. Begitulah niat panitia Pengajian Akbar bersama Gus Iqdam di alun-alun Pacitan beberapa waktu lalu. Yang diputar adalah potongan lagu DJ asal Australia, Timmy Trumpet.
“Biar meriah, orang senang dan tertarik ikut pengajian,” klarifikasi Ilham Burhanuddin, seorang pengurus Majelis Ta’lim Sabilu Taubah, pada Kamis (12/2) sebagaimana dikutip dari tvonenews.com.
Pemegang mikrofon di atas panggung tak selalu penyanyi. Pejabat juga berhak urun lagu, selain program dan kebijakan mengacu perbaikan nasib hidup rakyat.
Para pemimpin itu tidak sedang berkompetisi agar lolos ke Jakarta. Juga bukan untuk memenangkan hadiah jutaan rupiah. Lagu-lagu berbahasa daerah, nasional, dan internasional mereka persembahkan dalam rangkaian Silaturahmi Sulawesi Barat, bersama Pj. Gubernur Sulawesi Barat Dr. Bahtiar Baharuddin sebagai tokoh utama dalam kegiatan tersebut, Sabtu, (15/2/2024).

Penampilan ada yang tunggal, ganda-campuran, juga beregu. Suasana dibuat meriah oleh penampilan puluhan pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sulawesi Barat.
Ada empat lagu yang dipersembahkan “ibu-ibu PKK”, sebutan akrab DWP, yang tampil setelah Hj. Darmawati Ansar, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Barat.
Orang-orang diajak bernostalgia dengan lagu Anak Sekolah-nya Chrisye. Para wanita mengenakan batik hijau dan jilbab merah itu “satu suara”: Engkau masih anak sekolah, satu SMA/ Belum tepat waktu ‘tuk begitu-begini/ Anak sekolah datang kembali/ Dua atau tiga tahun lagi.
Ikut pula bernyanyi di atas panggung dr. A. Rianti Amujib (Pj. Ketua DWP Sulbar) dan Sofha Marwah Bahtiar (istri Pj. Gubernur Sulbar). Keduanya membawakan lagu Happy Asmara berjudul Rungkad tanpa kendala. Penonton ikut bernyanyi dan berjoget.
Seperti tak mau kalah dari kaum ibu, kaum bapak juga unjuk gigi. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sulawesi Barat Rachmad, M.Si. memberi komando agar kawan-kawannya juga naik ke atas panggung.
“Siap-Gerak!” aba-abanya membuat para hadirin tergelak.
Nuansa perpisahan begitu kentara dengan pemilihan dua lagu: Kenanglah Aku (Naff) dan Kemesraan (Iwan Fals). Potongan lirik lagu kedua diulang berkali-kali: Kemesraan ini/ Janganlah cepat berlalu/ Kemesraan ini/ Inginku kenang selalu// Hatiku damai/ Jiwaku tentram di sampingmu/ Hatiku damai/ Jiwaku tentram/ Bersamamu.
Orang-orang makin terharu ketika Dr. Bahtiar Baharuddin ikut naik ke atas panggung. Ia diberi bunga, juga pelukan oleh rekan-rekan kerjanya selama 9 bulan memimpin Sulawesi Barat.
Dalam kegembiraan dan keharuan tamu undangan disuguhi kue tradisional: barongko, onde-onde, pie buah, sambusa, tetu, dan katirisala. Teman minumnya kopi dan air mineral kemasan.
Di halaman rumah jabatan menghadap alam Sulawesi Barat yang indah dan permai, orang-orang bertemu sebelum berpisah dengan janji bertemu lagi, suatu hari nanti. (WM)