Laporan: Naim Irmayani
MANDARNESIA.COM, Polewali — Pengurus Perhimpunan Hortikultura Indonesia (Perhorti) Komda Sulawesi Barat melaksanakan Rapat Koordinasi dalam rangka Persiapan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhorti 11 Maret 2023 secara hybrid.
Koordinasi ini dipimpin langsung oleh Ketua Perhorti Komda Sulawesi Barat, Dr. Mardjani Aliyah Abdul Naim, SP., MP, Dr. Hj. Rahmawati Ning Utami, S.Pd., M.Si dan Dr. Rahmaniah HM, SP., M.Si sebagai unsur Wakil Ketua I dan II, dan Abd. Jamal, SP., M.Adm.KP sebagai Sekretaris serta unsur Ketua Bidang dan Anggota Pengurus Perhorti lainnya kurang lebih 20 orang, Ahad 5 Maret 2023 di Mess Dosen Universitas Al-Asyariah Mandar, Kabupaten Polewali Mandar.
Hasil Rapat Koordinasi persiapan Raker Perhorti Indonesia terkait rekomendasi program yang akan disampaikan pada saat rapat kerja nantinya.
Rakernas akan diikuti Komda Perhorti seluruh Indonesia dan 18 Komda termasuk Komda Sulawesi Barat akan memaparkan program kerja umum 2023 serta fokus program terkait potensi komoditas unggulan wilayah, tantangan dan upaya mengatasi, rancangan pengembangan, program terkait komoditas unggulan daerah, serta tindak lanjut.
Tema yang akan diusung adalah Penguatan Unggulan Hortikultura Daerah Berdaya Saing dan Global. Raker Perhorti ini diharapkan mampu menyerap segala informasi komoditi unggul dan menjadikannya sebagai prioritas pelaksanaan serta pengembangan.
Hal-hal yang akan dipaparkan seputar komoditi unggulan Sulawesi Barat yaitu Loka Pere, Bawang Mandar, Cabe Lippak-Lippak, Nenas Pamboang, Anggrek Mamasa, Jahe Simemangan, dan Langsat Bambang. Ketujuh varietas ini telah didaftarkan pada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) dan Kemenkuham sebagai sumber daya genetik (SDG) penting dan endemik di Sulawesi Barat.
“Meski lembaga baru, Perhorti Sulbar yakin berkolaborasi dengan pemerintah untuk saling mendukung mengembangkan komoditas di Sulawesi Barat.” ungkap Dr. Mardjani, Ketua Perhorti Komda Sulbar.
Output pelaksanaan rapat kerja nantinya adalah penetapan komoditas unggulan per wilayah yang akan ditangani lebih lanjut, program pengembangan komoditas unggulan, dan rancangan pelaksanan program kerja bersama stakeholder terkait seperti Oraganisasi Perangkat Daerah (OPD), Ditjenhort, praktisi, dan Gapoktan. (NI/WM)