Penyebab Meningkatnya Aktivitas Gempa di Mamasa

Jika memperhatikan distribusi aktivitas gempa Mamasa, tampak ada kesesuaian dengan keberadaan struktur Sesar Saddang. Klaster sebaran aktivitas gempa masih terkonsentrasi pada zona jalur sesar ini. Fakta ini yang menjadi dasar bahwa aktivitas gempa Mamasa tampaknya berkaitan erat dengan reaktivasi aktivitas Sesar Saddang.

Dalam Peta Geologi Sulawesi, jalur Sesar Saddang tampak melintas dari pesisir Pantai Mamuju Sulawesi Barat memotong diagonal melintasi daerah Sulawesi Selatan bagian Tengah lalu ke Sulawesi Selatan bagian Selatan, selanjutnya bersambung dengan Sesar Walanae.

Di wilayah Mamasa perlitasan jalur Sesar Saddang ini berarah barat laut-tenggara. Di segmen inilah aktivitas gempa beruntun saat ini terjadi. Berdasarkan mekanismenya, Sesar Sadang di segmen ini merupakan sear geser dengan arah pergeseran mengiri (sinistral strike-slip).

Berdasarkan analisis mekanisme sumber 3 gempa signifikan berkekuatan 5,0 yang terjadi di Mamasa, menunjukkan bahwa ketiga gempa ini memiliki kesesuaian mekanisme yaitu sesar mendatar (strike-slip) dengan pergerakan mengiri. Sehingga cukup beralasan jika disebutkan bahwa peningkatan aktivitas gempa di wilayah Mamasa ini memang berkaitan dengan aktivitas Sesar Saddang dengan pergeseran mengiri (sinistral strike-slip).

Terkait meningkatnya aktivitas gempa di wilayah Mamasa, ada dua sebab yang kemungkinan melatarbelakangi terjadinya aktivitas gempa yang beruntun ini. Pertama, struktur Sesar Saddang memang dikenal sebagai sesar aktif, tetapi sudah lama tidak memicu aktivitas gempa yang signifikan. Sehingga wajar jika saat ini Sesar Sadang dalam fase akumulasi stres maksimum dan saatnya melepaskan energinya yang dimanifestasikan sebagai aktivitas gempa yang beruntun kejadiannya.