Pendidikan Kader AMAN Pemuda Adat Majene

PAMBOANG–Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulsel bekerjasama dengan PW BPAN SULSEL Menyelenggarakan Pendidikan kader pemula dan penguatan kapasitas kebencanaan pemuda adat di kabupaten Majene”.

Kegiatan ini dilaksanakan di Sekretariat Lembaga Adat Adolang tanggal 27-28 Maret 2021 di Lingkungan Taduang Kelurahan Lalampanua Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat

“Tujuan dari pendidikan kader ini untuk menemukan kader-kader dari masyarakat yang memahami dirinya sebagai masyarakat adat, memahami komunitas adatnya, bangga menjadi masyarakat adat dan mau bekerja untuk komunitas adatnya ke depan, serta memiliki pengetahuan dan pemahaman terkait kebencanaan,” kata Sardi Rasak Ketua BPH AMAN Sulsel.

Sementara itu, Solihin salah seorang fasilitator dari kegiatan ini mengatakan, “Sebenarnya dalam pendidikan kader di AMAN itu ada tiga jenjang yakni, Kader Pemula, Kader Penggerak dan Kader Pemimpin”.

Solihin menjelaskan, AMAN memiliki keanggotaan dari beberapa komunitas dan dari komunitas. “Ada individu – individu yang di sebut kader dan individu-individu tersebut telah mengikuti pendidikan kader,” jelasnya.

Pendidikan kader pemula yang pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Majene ini merupakan salasatu amanat dari AD/ART Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) guna meningkatkan kapasitas anggota AMAN yang di persiapkan sebagai generasi penerus.

Dalam kegiatan ini hadir pula Sekretaris Dinas PMD Kabupaten Majene Suadi sebagai pemateri Kebencanaan. Dalam kesempatan ini ia menyampaikan, bagi masyarakat terutama yang tinggal di daerah rawan bencana harus memahami dan mengetahui tentang mitigasi dan tindakan yang dilakukan sebelum dan saat terjadi bencana. “Ini salah satu tanggungjawab para pemuda adat yang hadir pada kesempatan ini agar menyampaikan dan mensosialisasikan di komunitasnya masing-masing,” katanya.

“Salasatu contoh yang dapat dipersiapkan untuk menghindari terjadinya tsunami dan yang harus dilakukan jika ada tsunami, yakni Carilah sumber informasi terpercaya untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah ada gempabumi besar di sekitar wilayah pantai. Kedua, cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal sementara di sana. Ketiga menjauhi dari pantai. “Keempat waspada jika terjadi air surut, jauhi pinggir pantai karena ini merupakan peringatan tsunami yang harus diperhatikan,” tutur Suadi yang juga mantan Sekcam Kecamatan Pamboang.

Sementara itu, Kaharuddin salah satu tokoh pemuda komunitas Adat Adolang bersama Hamsir ketua BPAN Kabupaten Majene turut menyampaikan, “semoga dengan adanya pendidikan kader pemula ini merupakan tahapan awal dari pengenalan organisasi AMAN bagi pemuda di komunitas adat yang ada di Kabupaten Majene agar mampu memahami dan semakin mencintai adat istiadat di komunitasnya.”Jadi hal pertama yang mesti dilakukan pemuda adat di komunitasnya, yaitu menggali dan mengenali jejak sejarah para leluhurnya”.

“Sebaiknya di komunitas-komunitas adat dibentuk tim penanggulangan bencana alam dan Tim Reaksi Cepat agar memudahkan pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh,” kata Mursyid S salah satu peserta.

Pendidikan kader pemula dan penguatan kapasitas kebencanaan ini diikuti sekitar 30 orang pemuda adat dari 2 Komunitas Adat yang sempat hadir dari 5 komunitas adat yang diundang dan 3 Sekolah Adat (SA) di Kabupaten Majene, diantaranya Komunitas Adat Adolang, Komunitas Adat pamboang, SA To Matua, SA. Adolang dan SA. Paya’ Kaiyyang.

#SahkanRUUMasyarakatAdat. (rls)