Pelatihan Pembuatan Soal Berbasis Teori Rekonstruksi dengan Bantuan AI di Kabupaten Kepulauan Selayar*)

Dokumentasi kegiatan PKM Pelatihan Pembuatan Soal Berbasis Teori Rekonstruksi Dengan Bantuan AI
Dokumentasi kegiatan PKM Pelatihan Pembuatan Soal Berbasis Teori Rekonstruksi Dengan Bantuan AI

Oleh; 1Suryadi Ishak, 2Syahrul, 3Iwan Suhardi, 4Patahuddin, 5Arwin Dama

1,2,3,4 Dosen pada Program Studi S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

 5 Mahasiswa  pada Program Studi S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

Program PKM Universitas Negeri Makassar (UNM) sukses latih 30 guru dalam menyusun soal berbasis teori rekonstruksi dengan bantuan AI, efisiensi waktu meningkat hingga 65%. 

Selayar, 14 juni 2025, Tim Peneliti dari Universitas Negeri Makassar (UNM) yang dipimpin oleh Dr. Suryadi Ishak Bersama tim yakni Prof. Dr. Syahrul, M.Pd., Prof. Dr. Mansyur, M.Pd., Dr. Patahuddin, M.Pd dan beberapa mahasiswa PPs UNM program Studi S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan berhasil melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupa pelatihan pembuatan soal berbasis teori rekonstruksi dengan bantuan Artificial Intelligence (AI) bagi guru-guru di Kabupaten Selayar. Kegiatan ini bertujuan mengatasi tantangan evaluasi pembelajaran di wilayah kepulauan yang selama ini terkendala keterbatasan infrastruktur dan sumber daya. 

Transformasi Metode Konvensional ke Digital

Pengamatan awal menunjukan beberapa guru di Selayar menghabiskan 4-5 jam untuk menyusun dan mendesain soal secara manual. Melalui pelatihan intensif, peserta diajak menguasai aplikasi AI yang mampu memangkas waktu penyusunan soal lebih cepat dengan efesiensi waktu 1 sampai 2 jam sekaligus meningkatkan kualitas soal dengan pendekatan Higher Order Thinking Skills (HOTS). Teknologi AI kami adaptasi secara kontekstual. Tujuannya bukan menggantikan peran guru, melainkan mempermudah pekerjaan administratif agar mereka lebih fokus pada interaksi dengan siswa, jelas Dr. Suryadi Ishak, ketua tim PKM. 

Capaian dan Dampak Program

Program Pelatihan Pembuatan Soal Berbasis AI yang dilaksanakan di Kabupaten Selayar telah menghasilkan sejumlah capaian signifikan dalam tiga aspek utama:

  1. Peningkatan Kapasitas Guru. Para peserta pelatihan menunjukkan kemajuan nyata dalam penguasaan teknik penyusunan soal evaluasi. Setelah mengikuti program, sebanyak 50% soal yang dihasilkan guru telah memenuhi kriteria Higher Order Thinking Skills (HOTS), menunjukkan peningkatan kualitas yang berarti dibandingkan metode konvensional sebelumnya. Selain itu, terjadi peningkatan efisiensi waktu yang sangat signifikan, dimana proses penyusunan soal yang sebelumnya membutuhkan 4-5 jam kini dapat diselesaikan dalam 1-2 jam saja, atau mengalami peningkatan efisiensi sebesar 65%.
  2. Dampak Positif bagi Siswa. Implementasi soal-soal berkualitas tinggi berbasis AI ini telah memberikan dampak langsung pada proses pembelajaran siswa. Terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa sebesar 12%, yang menunjukkan bahwa soal-soal analitis hasil pelatihan mampu mendorong pemahaman yang lebih mendalam. Keuntungan lain yang tak kalah penting adalah para guru kini memiliki lebih banyak waktu luang yang dapat dialokasikan untuk pendampingan individual kepada siswa, sehingga menciptakan interaksi pembelajaran yang lebih intensif dan personal.
  3. Kolaborasi dan Keberlanjutan. Program ini tidak hanya berhenti pada pelatihan semata, tetapi telah melahirkan inisiatif berkelanjutan berupa pembentukan bank soal digital yang dapat diakses oleh seluruh peserta. Terbentuknya komunitas belajar antar sekolah mitra  menjadi wadah berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan evaluasi pembelajaran, sekaligus menjamin keberlanjutan program bahkan setelah kegiatan resmi berakhir. Kolaborasi ini juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dinas pendidikan setempat, yang berkomitmen untuk menduplikasi model ini di wilayah lain.

Dengan capaian-capaian tersebut, program ini tidak hanya berhasil melakukan transformasi digital dalam evaluasi pembelajaran, tetapi juga menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih kolaboratif dan berkelanjutan di wilayah kepulauan. “Program ini benar-benar membantu kami di daerah terpencil. Teknologi yang tadinya terasa jauh, sekarang bisa kami manfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sini,” pungkas Pak Makkasola, salah satu peserta dari pulau terpencil di Selayar.

Komitmen Berkelanjutan

Berdasarkan keberhasilan pelatihan pembuatan soal berbasis teori rekonstruksi bantuan AI di Kabupaten Selayar, Program Pascasarjana UNM pada Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan bersama LPPM UNM selanjutnya merancang program tindak lanjut komprehensif. Program ini tidak berhenti pada pelatihan, tetapi telah memicu inisiatif baru seperti pelatihan lanjutan dan pengembangan modul daring demi pencapaian peningkatan kualiats SDM  guru – guru di kabupaten kepulauan Selayar.  “Program tindak lanjut ini dirancang untuk menciptakan ekosistem evaluasi pendidikan yang berkelanjutan, dimana inovasi teknologi dapat diadaptasi secara tepat guna di daerah kepulauan,” jelas Prof. Dr. Syahrul , M.Pd selaku Koordinator Program Studi S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan PPs UNM. Program ini sekaligus menjadi model konkret integrasi tridharma perguruan tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat berbasis penelitian.

*) Artikel lengkap dapat diakses di Jurnal SIPISSANGNGI] (https://journal.lppm-unasman.ac.id/index.php/sipissangngi atau hubungi narahubung: Dr. Suryadi Ishak, M.Pd. (suryadi.ishak@unm.ac.id).