Reporter: Sudirman Syarif
MAMASA, mandarnesia.com — Paulus ditolak oleh warga di kampung halamannya di Desa Satenetean, Kecamatan Sesena Padang, Kabupaten Mamasa, Sulbar. Sejak 21 April 2020 lalu Paulus bersama keluarga mengisolasi diri di gubuk kecil di tengan sawah.
Paulus kembali ke kampung halaman setelah pulang dari rantauan di Kota Makassar. Di Makassar, Paulus bekerja sebagai buruh bangunan.
Pandemi covid-19 memaksanya harus pulang ke kampung halaman. Kapolres Mamasa AKBP Indra Widyatmoko menyembutkan, pihaknya akan menjamin keamanan dan kondisi ekonomi Paulus sekeluarga selama masa karantina berlangsung.
“Ini sebagai bentuk kepedulian, perhatian dan pelayanan maksimal kami dari pihak kepolisian yang selalu hadir untuk masyarakat,” kata Kapolres Mamasa, Selasa (28/4/2020).
Melalui Kabid Humas AKBP Syamsu Ridwan, Kapolres Mamasa menjelaskan, Paulus beserta istri dan kedua anaknya saat hendak pulang kampung menuju kampung istrinya yang terletak di Desa Osango, Kec Mamasa mendapat penolakan dari warga desa.
Hasilnya Paulus dan keluarga memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri di gubuk milik keluarganya. Sejumlah bantuan berupa sembako telah disalurkan untuk Paulus dan sekeluarga. Pengecekan kondisi kesehatan keluarga Paulus secara berkala juga dilakukan dengan rutin.
“Polres Mamasa tetap memberikan bantuan Sembako secara berkelanjutan selama masa karantina 14 hari,” jelasnya.