Oleh: Sahabuddin Mahganna.
Ke Kutai. Begitu orang Mandar menyebutkan. Ketika jarak menjadi dekat oleh menyatunya sungai dan laut, mahakam-sampaga seakan memadu kasih, menghubungkan eratnya cinta penghuninya dan kerinduan saling memuji, persaudaraan tak terpisahkan, alun kan dawai-dawai komunal, karena hanya nadamu yang menghampiri, meskipun haluannya berbeda.
Enam belas jam perjalanan laut Armada Lembelu Pare-pare 2 Oktober 2024 menuju Balikpapan, Musik performence Sunglallute (ke Kutai) produksi One dO art di Mulai. Ini salah satu kelompok kesenian Sulawesi Barat, yang mendapat kehormatan menjadi bagaian dari International Kaltim Etnik & World Musik Festival di BSB Balikpapan tanggal 4-7 oktober 2024. Selama tiga hari di Hotel Pentacity, dengan pelayanan terbaiknya, panitia dan peserta dalam jadwal yang lumayan padat itu, begitu pula One dO art pada karyanya di lingkaran musisi etnik lokal, nasional, serta Internasional.
Nada Sunglallute mengalun indah pada dua malam itu, pantai BSB menjadi saksi, para warga Mandar pun yang sempat menyaksikan atas bantuan Aslam Nur kepada eks pejuang Sulawesi Barat Junaedi Latif, hingga kabar sampai Ke warga Mandar, KKMSB, Ketua DPRD dan Walikota Balikpapan. Di sela-sela pertunjukan kami, mereka mengaku bahwa kerinduannya terobati setelah lama tidak menginjak tanah leluhurnya. Kota Balikpapan yang bersih dari kerumunan sampah, betah kan kami selama lebih dari satu pekan.
Hari senin tanggal 7 Oktober, kami melakukan check-out Hotel, menuju Petraland Pertamina Balikpapan, atas niat baik Pak Ilyas (warga Muara Badak keturunan Mandar) yang cukup disegani di kompleks perumahan elit tinggalan Belanda itu, menampung kami selama dua hari karena trasportasi yang rencananya kembali kami lalui untuk jalur laut ke Mandar, tidak terjadwal setiap waktu. Namun, bukan berarti hal itu membuat tim akan mengalami kejenuhan atau pun kesulitan, sebab kecintaan dari Pak Ilyas beserta istri dan beberapa kolega (bu Hanna Haruna Rasyid dkk) menerima kami dengan suka cita. Dari sini kami memetik hikmah sekaligus mendapat sejumlah kesan yang tidak kala menarik dari agenda sebelumnya.
Menabur Cinta bersama KKMSB Balikpapan
Pada pertemuan pertama kami dengan bapak Junaedi Latif di Hotel Pentacity, nyatanya beliau mengabarkan kepada seluruh warga Mandar mengenai kedatangan delegasi kesenian dari Mandar, sekaligus membicarakan agenda untuk melakukan suatu hal yang kemungkinan sudah beberapa kali dilakukan. Dengan semangatnya, agenda ini terus dibicarakan melalui grup via WA mereka, hingga disepakatilah bahwa rabu tanggal 9 Oktober 2024 pukul 20:00, kami akan pentas sekaligus temu kangen.
“Siang yang cerah dengan udara yang terasa “hangat” seolah menyambut persiapan menjelang malam yang dinanti. Sebuah foto baru saja dikirim kanda Junaedi, memperlihatkan lokasi di mana pagelaran “passayasayang” akan digelar pada malam kamis nanti. Insyaallah. Tempat tersebut, dengan suasana yang terasa penuh dengan nuansa tradisi dan kehangatan budaya, tampak sudah mulai dipersiapkan dengan baik. Di sudut-sudutnya terlihat khas yang mencerminkan keindahan kearifan lokal, seolah tempat ini tidak hanya siap menjadi arena seni, tapi juga ajang kebersamaan dan pengingat akan akar budaya yang selalu hidup di tengah masyarakat. Lampu-lampu yang mulai disusun rapi siap menerangi panggung, menambah semarak dan harapan bahwa malam nanti akan menjadi saksi pertemuan antara tradisi dan kekinian, dengan penampilan yang akan membawa kita kembali pada rasa sayang terhadap warisan nenek moyang. Suara gitar yang akan melenting, serta lantunan suara merdu yang akan menghiasi malam, tampaknya sudah terbayang oleh banyak yang menanti. Semoga malam Kamis nanti menjadi momen yang penuh berkah dan keindahan, mempererat ikatan kebudayaan yang ada dan persaudaraan yang hakikat”.
Pernyataan di atas oleh Syarif Syamsul telah menyebar luas dikalangan warga Mandar, ini pula sebagai undangan yang dikemas secara kekeluargaan, dan benar saja malam itu begitu indah, berkesan, nyaris semua yang hadir menerima suasana seperti berada di Mandar. Para undangan tanpa terkecuali melakukan pamacco, sebuah tradisi memberi yang dikemas dalam pertunjukan secara turun temurun dikalangan masyarakat Mandar. Tangis dan rasa haru pun tak terbendung , tidak terasa kami yang terlibat dalam pentas selama kurang lebih 3 jam seperti pentas dalam hitungan menit. Malam itu kami begitu berbahagia bisa memanfaatkan momentum untuk bertemu ratusan warga Mandar di pelataran kediaman H Rudi Mas’ud Balikpapan.
Sayid Alwi Al-Qadri, S.P (Ketua DPRD Balikpapan juga keturunan Mandar) tersebut telah menjadi garda terdepan helatan itu, mengingatkan dalam sambutannya, bahwa Mandar di Balikpapan harus saling mencintai, memberi manfaat kepada sesama dan selalu menjadi panutan di tanah rantau, menghargai budaya dalam lingkaran kebudayaan Kutai-Mandar, saling menolong. Dan itu kami merasakan dengan difasilitasinya trasportasi jalur udara untuk Tim One dO art kembali ke Mandar.
Ketinggalan Pesawat
Satu hal paling berkesan bagi kami ketika hendak kembali ke Mandar, pada pukul 04:00 dini hari Kamis tanggal 10 Oktober 2024. Setelah membereskan segala persiapan, kami tidak seharusnya tertidur, dan benar saja pukul 6:30 kembali bangun bergegas untuk menuju ke Airport Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sepinggan. Upaya untuk memburu jadwal berangkat sia-sia (kami tertinggal).
Boking Boarding Pass pesawat tujuan Mamuju mempersulit, meski kami sudah berada di pintu terakhir ruang tunggu, semua prosedur, upaya dan alasan sudah dilakukan, namun tetap saja meninggalkan kenangan yang tentu tidak bisa dilupakan seumur hidup, mengingat hal kejadian ini baru kami temui, dan yang pastinya ketua DPRD Balikpapan (pak Alwi) beserta seluruh warga Mandar di sana, yakin pasti kecewa berat terhadap perlakuan kami, saat itu pula tim di kerumunan penumpang lainnya menjadi down (turun semangat) semua terdiam dan menyesali peristiwa yang baru saja terjadi. Sekali lagi kami memohon maaf!
Beruntung, seluruh warga di sana tetap meyakinkan untuk tetap bersemangat, khusus nya ketua DPRD tersebut yang tidak pernah sedikit pun hatinya untuk memberatkan, beliau sangat menyayangi kami dengan memberi petunjuk, pelajaran, dan arahan. Didikannya akan selalu membekas di komunitas ini. Melalui pak Joyo salah satu tim Ahli beliau, mengabarkan bahwa kami segera mengganti pesawat menuju Makassar. Benar saja, kami akhirnya tiba dengan selamat di Makassar hingga sampai di kediaman masing-masing, berkat doa dan bantuan seluruh warga dan pemerintah kota Balikpapan berdarah Mandar. Dari sini kami mengakui kesalahan dan memuji persatuan Mandar di tanah rantau, dengan kata lain mereka tidak pernah ingin melihat sesama saudaranya mendapatkan penderitaan.
Dengan pelayanan ini, semakin membawa dampak dan pelajaran berharga untuk memuluskan One dO art lebih dewasa dalam menjalankan tugasnya menabur cinta dan kerinduan lewat jalur kesenian. Tentu saja perjalanan ini begitu banyak yang terlibat, dan yang pastinya kami sangat berterima kasih kepada yang membantu. H. Mahmud Ganna, Dinas Pariwisata Kaltim, Kawan Indonesia World Music Series (Amar Aprizal), Drs. Naharuddin M. Si. (komandan barisan pemuda pembentukan Sulawesi Barat), Abd. Rahim (anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat), Dr. Chuduriah Sahabuddin M. Si (Rektor Unasman), Jumiaty A Mahmud anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat, Aslam Nur, Sahabat As’ad Sattari, Rustan S.Pd -I. Sabri Maulana dkk. Pak Junaedi Latif dan keluarga (eks pejuang Sulawesi Barat), Pak Ilyas SH dan keluarga, Syarif Syamsul, dan keluarga, Hanna Haruna Al Rasyid beserta keluarga dkk, Alam Nur Qadri (Owner Simboyang art – Mandar Hero) atas support kaosnya, H. Madi – Nadia Soun, Keluarga besar SMAN 1 TINAMBUNG dan SMPN 2 MAJENE .
Ocha Soundre dan keluarga, Nurul zakinah akbar
Jumrana beserta keluarga, Mitha, Rian, Daniel, Dadang, Alim, Aby, indah, para warga dan komunitas Mandar di Balikpapan, Khusus nya Bapak Ketua DPRD Balikpapan (Sayid Alwi Al-Qadri, S.P), pak Joyo Tim Ahli DPRD Balikpapan, Bapak H. Rahmad Mas’ud, H. Rudi Mas’ud SE. M. E. Serta para pendukung lainnya.
Kami dari One dO art, Sahabuddin Mahganna, Muh. Ulfi Mahendra, Didi Sulaiman, Adnan Kadir, Adi Reski, Wahyu Almasyah, Amaliah Ramlan, dan beberapa anggota dan para kerabat, mengucapkan banyak Terima kasih atas doa dan bantuannya. Semoga kita semua selalu dilindungi oleh Allah SWT dan Rasulnya. Amin.