Ngekobrick dan Kampanye Sampah di Pra Hari Jadi Majene

Citizen : Muh Didin Fakhruddin*

POLEWALI MANDAR mandarnesia.com Komunitas Ecobrick Majene meramaikan kegiatan karnaval (3/8/2019), pra hari jadi Kab. Majene ke- 474 tahun, di kawasan Assamalewuang sampai ke stadion Prasamya Majene guna mengampanyekan bahaya sampah plastik dan puntung rokok untuk kehidupan makhluk hidup di darat maupun di laut.

Ajang kampanye tidak hanya mahasiswa dan orang tua yang terlibat melainkan beberapa pelajar SD, SMP, DAN SMA sederajat yang ada di Majene. Aksi kampanye bertujuan mengajak para pengunjung dan masyarakat sekitar agar bisa meminimalisir penggunaan botol dan kantong plastik.

Seperti yang dilakukan teman-teman relawan ecobrick Majene, mereka mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan botol dan kantong plastik. Meminimalisir munculnya sampah plastik di masyarakat dan di laut, mengajak membuat ecobrick agar plastik itu tidak menjadi wabah pengancam keberlangsungan hidup ekosistem.

“Tujuan mengkampanyekan demi mengurangi sampah plastik agar makhluk hidup di laut dan di darat dapat merasakan kehidupan yang lebih sehat, mengajak membuat karya daur ulang dari plastik dan puntung rokok, ” Ungkap Syahdan

“Faktanya kalau botol itu dia bisa terurai dengan sendirinya selama 450 tahun, seperti pembungkus indomie yang ditemukan belum hancur sama sekali, kita bisa bayangkan di pembungkus itu tertera 55 thn Indonesia merdeka, sampai saat ini plastik pembungkus indomie ini masih utuh ” pungkas Syahdan salah satu relawan lingkungan.

Kegiatan ini diikuti oleh anggota komunitas sebanyak 30 orang, Rencananya kegiatan ini akan dilakukan rutin selama seminggu sekali. Syahdan mengatakan masyarakat masih belum peka dengan kegiatan yang kami lakukan.

Dia mengaku sangat kecewa tetapi pergerakan yang dilakukan bersama kawan-kawannya tetap mereka lanjutkan. Melihat masyarakat belum sepenuhnya maksimal tumbuh kesadaran melakukan upaya untuk mengurangi sampah plastik.

“Majene memiliki 2 ikon yaitu Mapaccing dan kota pendidikan, cukup keren sih 2 ikon tersebut. Namun perlukah kita bangga dengan 2 ikon itu?. Tentu saja kita harus bangga tetapi ketika melihat realita di lingkungan kota Majene itu sendiri masih banyak sampah berserakan dimana-mana, ” tegas Syahdan

“Kurangnya tempat sampah yang besar disediakan oleh pemerintah setempat menjadi salah satu kendala, di sepanjang jalan dari Asmal sampai ke Stadion begitu banyak sampah terkumpulkan saking banyaknya kami kewalahan mengatasinya”

“Dengan kegiatan diharapkan agar gerakan mengurangi penggunaan sampah plastik di mulai dari kesadaran diri sendiri. Sampah-sampah disepanjang pesisir pantai Majene juga menjadi keresahan bersama, Insya Allah Majene ecobrick community akan launching dalam waktu dekat ini, ” tutup Syahdan.

*Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fak. Dakwah & Komunikasi UIN Alauddin Makassar.