Laporan : Wahyudi Muslimin
Gerakannya lincah, periang, sekilas dilihat agak tomboy dan memiliki suara yang bagus ketika melantunkan lagu-lagu melayu. Mandarnesia.com menghampirinya saat berada di waiting room terminal 4E Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta.
Masuk dalam Top Ten putri APKASI 2019 bagi pemilik nama lengkap Nanda Sari merupakan suatu kebanggaan tersendiri dan menurutnya masih kurang percaya dia bisa meraih gelar putri kreatif yang melengserkan puluhan peserta dari berbagai kabupaten Seluruh Indonesia pada event APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) digelar 3-5 Juli 2019.
Apkasi pernah bernama Badan Kerjasama Kabupaten Seluruh Indonesia, dibentuk dan dideklarasikan pada tanggal 30 Mei 2000 di Jakarta. Polewali Mandar dalam event APKASI Expo ini berhasil menyabet tiga penghargaan The Best Performace dengan menampilkan tarian rebana asuhan langsung Bapak A. Masri Masdar, Putri Kreatif APKASI 2019 serta urutan ke III stand pameran kreatif.
Saat sesi penunjukan bakat Nanda sapaan akrabnya menampilkan musik tradisional, bunyi keke mengentak panggung yang kemudian dilanjutkan dengan gitar klasik dalam petikan sayang-sayang.
“Musik tradisi sudah menjadi kegiatan sehari-hari di rumah, saat lagi nyantai, selain itu juga saya ingin menunjukan kepada khalayak bahwa sebagai perempuan tidak hanya malaqbiq kedzo, tapi juga harus mampu melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh laki-laki. Juga tujuan saya untuk memperkenalkan musik tradisi dan budaya Mandar di kancah nasional seperti event Apkasi Expo ini” tutur gadis kelahiran, Datae, Sidrap, 16 April 1997 ini. Ibu yang melahirkannya Jubaera berasal dari Manjopai, Desa Karama, Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.
Menurutnya meskipun kita ada dimana saja atau kapan saja kepribadian malaqbiq harus tetap dijunjung, bahkan meskipun berada di kota besar seperti Jakarta. Proses kreatif yang dia lakukan selama ini adalah tidak pernah berhenti memotivasi diri untuk bisa berbuat yang terbaik bagi bangsa dan daerah asalnya.
“Kita harus bisa melebur diri dengan seluruh pribadi-pribadi yang ada di nusantara, tentunya pribadi yang baik” ungkap Nanda, anak dari seorang ayah bernama Zaltas.
Membawa nama baik daerah tentu bukan pekerjaan mudah dan gampang, harus bersaing secara sehat dengan berbagai utusan dari daerah lain di nusantara. Menurutnya mewakili Polewali Mandar Sulawesi Barat, pada event nasional merupakan sebuah kehormatan terbesar yang dia peroleh.
“Terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, terkhusus kepada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata atas kehormatan menjadi wakil daerah ke event Pemilihan Putri APKASI 2019” tutur dara yang hobi bermain gitar ini.
“Kesannya menjadi wakil daerah merupakan kehormatan terbesar bagi saya, sebab diantara generasi yang ada di Polewali Mandar saya dipercaya untuk mengharumkan dan mempromosikan nama daerah. Alhamdulillah, Pemda Polman total memberikan dukungan dari segala sisi untuk mengikuti ajang ini. Bukan hanya di APKASI Expo saja, tapi hampir semua kegiatan yang lain pemerintah daerah selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik. Dan yang lebih menarik lagi, saat pemerintah daerah membawa wakilnya ke APKASI, kami dirangkul seperti keluarga sendiri” ungkap Nanda yang juga Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Nada Sari berharap ke depan bisa melihat lebih banyak lagi generasi yang kreatif dan inovatif sehingga upaya pemerintah untuk membangun daerah, generasi muda bisa terlibat melalui kontribusi walaupun tidak secara materi tapi bisa mempersembahkan karya, gagasan atau prestasi untuk diberikan kepada daerah.
“Banyak orang berilmu karena pendidikannya namun tiada guna, tanpa menghasilkan karya, karena pemerintah butuh sentuhan hasil dari kerja generasi muda, bukan jejeran kalimat kritis tanpa mampu memberikan solusi” tutup Nanda yang merupakan anak sulung dari 5 bersaudara.
Sumber Foto : Kominfo Polman