Laporan: Naim Irmayani
MANDARNESIA.COM, Mamuju — Seleksi Pertukaran Pemuda Antar Provinsi tingkat (PPAP) provinsi Sulawesi Barat di Pantai Tapandullu, Mamuju (29-30/2024) oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga Daerah Provinsi Sulawesi Barat (Dispora Sulbar). Ajang ini digelar bersama Dewan Perwakilan Provinsi Purna Prakarya Muda Indonesia (DPD PPMI) Sulawesi Barat.
Sebanyak 14 peserta dari utusan masing-masing kabupaten, yaitu Polewali Mandar sebanyak 3 orang, Mamuju 3 orang, Majene 2 orang, Mamuju Tengah 2 orang, Pasangkayu 2 orang, dan Mamasa 2 orang. Mereka ikut dalam seleksi Pertukaran Pemuda antar Provinsi di bawah pengawasan Dispora Sulbar.
Safaruddin, S.DM, S. Sos., M.AP selaku Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Daerah Provinsi Sulawesi Barat dalam sambutannya menyampaikan, kerjasama yang telah dibangun bersama DPD PPMI ke depan akan semakin baik.
“Banyak sekali potensi pemuda kita yang sayang sekali jika dilewatkan. Bersama dinda Saiding, S.E., M.M Ketua DPD PPMI yang sebentar lagi akan berakhir periodenya akan terus mengawal program dan ikut andil dalam pelestarian seni, budaya, dan olahraga yang ada di Sulawesi Barat.”
Saiding menambahkan bahwa proses ini hanya merupakan seleksi saja, semua peserta yang diutus per kabupaten adalah utusan terbaik yang tentu saja tidak diragukan.
Ketua panitia dari unsur DPD PPMI Sulbar Heril juga menambahkan persiapan telah dilakukan beberapa pekan sebelumnya, mulai dari menghubungi DPC PPMI dan kelengkapan berkas peserta dalam mengikuti kegiatan.
Beberapa materi wawancara seperti wawasan kebangsaan, potensi akademik, seni budaya, penguasaan bahasa, dan karakter. Program kegiatan dan beberapa materi menjadi objek pembahasan untuk mengantar 10 muda-mudi se-Sulawesi Barat tersebut lolos seleksi tingkat nasional.
Utusan masing-masing kabupaten ini adalah putra-putri terbaik yang sebagian besar telah menempuh pendidikan jenjang s2 dalam bidangnya masing-masing. Mereka unjuk kebolehan mulai dari pengetahuan sampai kemampuan dalam seni budaya.
Ada yang menari, menyanyi, bermain alat musik, membaca al-Qur’an, baca puisi, menyiar dan masih banyak lagi kemampuan yang dimiliki oleh peserta. Sehingga persaingan ketat dialami dan nilai yang diperoleh hanya berbeda tipis.
Aco Muhammad misalnya, mahasiswa S1 Sendratasik Universitas Negeri Makassar yang berhasil lolos dalam seleksi yang mampu menguasai 20 alat musik tradisional dan modern yang Ia geluti sejak masih SMP. Peserta yang lain yang juga memiliki kemampuan berbeda.
Pemerintah Provinsi berharap bahwa ke depan tidak hanya dua orang yang akan lolos tingkat nasional mengingat begitu banyak potensi pemuda di Sulawesi Barat yang dapat mengikuti ajang ini. (*)