Pada masa pendudukan Jepang, Riri Amin Daud mengawali karier politik sebagai wakil Sudanco Boei Teisin Tai untuk daerah Campalagian, Kenje, dan Tenggelang, dia juga merangkap sebagai wakil Danco Seinendan dan Campalagian pada 1944-1945. Berbekal pengetahuan yang diperoleh dan jiwa kepeminpinan serta sikap patriotisme untuk memperjuangkan daerahnya, Riri Amin Daud menjadi salah seorang yang memprakarsai berdirinya organisasi API berpusat di Campalagian, sebuah organisasi ilegal pada masa pemerintahan Jepang. Pada waktu yang sama ia juga menjadi anggota pucuk pimpinan organisasi ilegal islam muda dan organisasi API yang berpusat di Campalagian.[1]
Dengan berdirinya organisasi API memperlihatkan bahwa Riri Amin Daud telah mengerti dan memahami perlunya wadah organisasi modern dalam perjuangan. Pada periode mempertahankan kemerdekaan, API kemudian berubah menjadi Kris Muda Mandar. Riri Amin Daud menjadi penasehat utama penglima/strategi dalam badan perjuangan Kris Muda Mandar. Sebuah posisi yang sangat penting dalam menentukan arah perjuangan. Perkembangan berikutnya, perjuangan Riri Amin Daud tidak hanya diwilayah Mandar. Perjuangan Riri Amin Daud sampai ke Sulawesi Selatan, bahkan ia menjadi wakil dari KRIS Muda Mandar ketika bergabung dalam perjuanganLAPRIS.
RADEAN SOERADI adalah tokoh pendidik dan pejuang yang ditangkap oleh Belanda bersamaan dengan Andi Tonra, Abdul Wahab Anas dll. Ia mengalami banyak penyiksaan di Tangsi Militer Belanda. Tubuhnya digantung dengan posisi kaki di atas dan kepala dibawah bersama tahanan lain.

Tubuhnya yang tergantung itu sengaja diputar keliling yang membuat kepala para tahanan itu pusing. Tak hanya itu, tubuh yang sementara berputar itu harus mendapat hantaman keras dari para algojo. Siksaan tersebut dalam catatan Maemunah dan Abdurranchman Tamma membuat Raden Soeradi tewas tepat diatas pangkuan Andi Tonra.
Versi lain, setelah disiksa, tubuh Raden Soeradi diseret keluar tangsi lalu ditembak. Lokasi penembakannya menurut keterangan Fahmy Jadel, berada tepat di depan masjid Ilaikal Mashir sekrang ini.