Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com — Bakal calon penantang petahana di Pilkada Mamuju Sutinah Suhardi belum menentukan pendamping di Pilkada Mamuju yang digelar 23 September 2020. Kondisi ini berbeda dengan petahana Habsi Wahid dan Irwan S Pababari yang lebih dahulu memutuskan kembali berpaket di periode selanjutnya.
Pengamat politik Sulbar Ihwan Anas melihatnya sebagai bentuk kehati-hatian Sutinah dengan seluruh timnya dalam menentukan pendamping. “Menentukan calon wakil semua variabel-variabel akan memberikan pengaruh pada kontestasi nanti, harus mereka pertimbangkan dengan matang.”
“Variabel-variabel itu termasuk kepentingan peningkatan elektoral Sutinah, dukungan partai politik dan variabel lain, termasuk kemampuan finansial, karena ini menyangkut kos politik yang tidak sedikit,” kata Ihwan, Sabtu (25/1/2020).
“Jika nanti ada satu nama yang kemudian ditentukan oleh Sutinah untuk menjadi wakilnya. Di antara beberapa nama yang saat ini muncul, tentu bukan tidak mungkin berpotensi terjadinya pecah kongsi di kelompok penantang petahana ini,” jelasnya.
Dalam menentukan wakil, menurutnya tentu harus mampu melihat sejumlah variabel, apakah secara elektoral dukungan partai politik. Karena mamang agak sulit menentukan sosok figur yang ada pada dirinya, semua variabel yang dibutuhkan bisa berjalan beriringan.
Beberapa nama calon Wakil Bupati digadang akan mendampingi Sutinah, diantaranya H. Damris, Ali Chandra, Ado Mas’ud dan Muh, Tri Sulkarnaim, dan Rahmat Sanusi. Ikhwan melihat, hal tersebut bisa saja berpotensi terjadinya pecah kongsi jika deal-deal politik tidak terkomunikasikan dengan baik.
“Tentu potensi pecah kongsi itu selalu ada, karena bisa saja ada figur yang secara elektoral baik, tetapi tidak punya dukungan partai politik, atau bisa juga seorang figur memiliki dukungan politik namun dari segi elektoral melemah. Bahkan meski keduanya dimiliki baik dari dukungan partai dan elektoral, namun figur itu punya resistensi secara personal, juga akan berpengaruh. Jadi itu tergantung kemampuan komunikasi politik termasuk deal politik,” tutupnya.
Direktur Eksekutif Indeks Politika Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir melihat pilkada Mamuju sangat ditentukan strategi politik antara pasangan petahana maupun penantangnya. Peluang besar dimiliki petahana untuk menang lebih terbuka jika Pilkada Mamuju diikuti tiga atau lebih pasangan calon. Jika hanya head to head, pertarungan sengit bakal tercipta di Pilkada Mamuju.
“Petahana, naik dan tidak naiknya elektoralnya, tergantung kinerja yang sudah dilakukan dan programnya ke depan diterima masyarakat. Sedangkan Sutinah harus mampu menjual program lebih menggigit dan rasional jika memang ingin meyakinkan masyarakat Mamuju,” jelas Suwadi.