MAMUJU – Bagaimanapun masyarakat adalah masyarakat yang majemuk, masyarakat beragama. Jangan sampai pileg, pilpres, membuat tali persaudaraan menjadi pecah sebangsa dan setanah air.
“Sekalipun kita berbeda aspirasi politiknya bahkan mungkin berbeda agama, tidak membuat atau menyebabkan kita, lalu kemudian saling menafikan satu dengan yang lain, merendahkan bahkan meniadakan antara sesama kita yang hakekatnya bersaudara,” kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, kepada sejumlah media seusai menghadiri acara Festival Budaya Islam di Anjungan Pantai Manakarra Mamuju, Selasa (25/7/2017).
Kata Lukman, kesadaran harus tumbuh di kalangan masyarakat sesuai dengan ajaran agama masing-masing.
[perfectpullquote align=”full” cite=”” link=”” color=”” class=”” size=””]”Pesannya agama dibawakan dengan sisi-sisi yang lebih subtantif, yang lebih esensial pada inti ajaran. Karena semua agama bicara pada bagaimana memanusiakan manusia itu sendiri,” tuturnya.[/perfectpullquote]
Jadi tambah Lukman, tidak ada sebenarnya konflik agama. Karena tidak mungkin agama hakekatnya untuk melindungi harkat martabat kemanusiaan lalu dipakai untuk saling merendahkan. Jika itu terjadi, agama hanya dipakai untuk alat saja.
“Jadi kalau itu terjadi untuk mereka yang melakukan politik tastis oleh karenanya mari kedepankan agama pada sisi-sisi subtansinya bukan pada sisi yang luar,” kunci Lukman.
#AyubKalapadang/BusriadiBustamin