Melalui Sinergitas Antara Pendidikan Keluarga, Sekolah dan Pendidikan Non Formal
Oleh : Lalu Tuhiryadi
Guru SMKN 1 Mamuju
Setiap pribadi-pribadi yang tumbuh dan berkembang pada umumnya akan ditempa dalam tiga ruang pendidikan, yaitu pendidikan keluarga, sekolah dan Lingkungan sekitar.
Ketiga tempat inilah secara berkesinambungan akan sangat berpengaruh terhadap karakter serta perjalanan masa depan anak. Karakter yang dimaksud adalah karakter moral dan karakter kinerja. Karakter moral menyangkut sikap, perilaku disiplin, jujur, bertanggungjawab, berintegritas.
Sedangkan karakter kinerja menyangkut, kecerdasan, keterampilan, etos kerja, kreatifitas, imajinatif, visioner dan semacamnya. Kita tentu tidak ingin anak kita terampil, kreatif, cerdas tapi culas, atau sebaliknya jujur, disiplin, bertanggung jawab namun wawasannya rendah, tak punya keterampilan atau tak kompeten.
Oleh karena itu, sinergitas antara ketiga ranah pendidikan tersebut sangat dibutuhkan untuk membentuk pribadi-pribadi yang ideal setidaknya memiliki karakter moral dan karakter kinerja yang baik.
Membangun karakter anak haruslah dimulai dari pendidikan keluarga, dengan cara mencurahkan porsi perhatian yang besar terhadap anak, terutama terkait perkembangan anak (baik kognitive, afektif, maupun Psikomotoriknya). Karena lingkungan keluarga sejatinya merupakan tempat yang paling aman, tempat paling nyaman untuk memulai segala sesuatunya (mulai dari pendidikan agama, moral, ahlak dan berbagai hal lain). Serta keluarga juga menjadi tempat yang paling ramah menyambut kita saat kembali entah dengan segudang kesuksesan maupun dengan berbagai kegagalan yang kita alami. Pada intinya rumah adalah tempat yang paling baik sebagai tempat dimulainya pendidikan.
Pendidikan dalam keluarga merupakan hal yang amat mendasar,merupakan basic yang kehadirannya menjadi penopang dari pendidikan pada tahap selanjutnya. Sebab baik buruknya pendidikan keluarga akan sangat berpengaruh terhadap perilaku anak pada tingkatan pendidikan selanjutnya, baik di lingkungan sekolah maupun dalam masyarakat, yang kemudian akan sangat berpengaruh terhadap bangunan karakter pada diri seorang anak.
Oleh karena itu, untuk menjalankan fungsi ini, orang tua harus berperan sebagai pendidik, pengasuh, pembimbing, melakukan peran mengamati perkembangan pisik, psikis, pengetahuan dan berbagai hal lain yang menyangkut perkembangan anak serta memberi teladan bagi anak.
Selain itu orang tua juga dapat berperan sebagai pihak yang memberikan dukungan dalam hal kemajuan pengetahuan dan keterampilan anak, baik berdasarkan pengamatan orang tua maupun sharing informasi yang diberikan pihak sekolah, dalam bentuk penyediaan fasilitas maupun pemberian akses terhadap pelajaran maupun pengalaman tambahan, baik dalam bentuk les/private maupun kegiatan lain positif lain yang bisa diperoleh melalui lingkungan masyarakat.
Selain itu memulai tradisi literasi dalam lingkungan keluarga juga penting untuk dibangun sejak dini agar minat baca tertanam sejak awal dan menjadi budaya. Kegiatan literasi ini bermanfaat bagi anak untuk memperoleh berbagai informasi dan pengetahuan yang akan memperkaya kosakata, meningkatkan nalar dan logika dan akan berkontribusi terhadap peningkatan wawasan sehingga lebih mudah menyerap berbagai pelajaran baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Peran yang tak kalah pentingnya adalah orang tua harus memastikan bahwa lingkungan bergaul anaknya adalah lingkungan yang baik dan memastikan bahwa lingkungan tersebut memberikan pengaruh yang positif.
Namun ironisnya adalah dalam beberapa hal banyak orang tua yang kadang tak menjalankan fungsi pendidikan keluarga dengan baik, karena alasan lebih sibuk dengan pekerjaan sehingga abai dalam memantau perkembangan anak. Bahkan dalam banyak kasus, ada orang tua yang salah dalam mengartikan atau mewujudkan rasa kasih sayang terhadap anaknya, sehingga seringkali orang tua mengabulkan segala permintaan anaknya tanpa pertimbangan baik atau buruk bagi perkembangan, abai melakukan teguran atau memberikan sanksi (tindakan disiplin) pada perilaku salah yang dilakukan anaknya.
Malah kita sering menyaksikan, ada orang tua yang mati-matian membela anaknya sampai harus bertikai dengan orang lain, walaupun mereka tau persis anaknya melakukan kesalahan.
Pada ranah pendidikan, pendidikan formal, sebagaimana rumusan Benjamin bloom bahwa sekolah, sebagai lembaga pendidikan pada dasarnya berfungsi menggarap tiga wilayah kepribadian manusia yang disebut sebagai taksonomi pendidikan, yaitu membentuk watak dan sikap (afektif domain), mengembangkan pengetahuan (cognitive domain) serta melatih keterampilan (psyikomotorik domain).
Untuk pengembangan ranah sikap dan prilaku adalah merupakan kesinambungan proses pendidikan keluarga dan sekolah dimana lingkungan sekolah memiliki fungsi melakukan pembenahan/koreksi terhadap karakter moral terkait sikap, prilaku, disiplin, kejujuran yang diperoleh dari lingkungan keluarga, serta melakukan kolaborasi dengan orang tua siswa dalam pembinaan karakter siswa dengan cara saling memberikan informasi seputar perkembangan karakter siswa.
Sedangkan pada aspek pengetahuan dan keterampilan, gurulah yang menjadi aktor utama dalam menjalankan fungsi tranformasi pengetahuan dan keterampilan, menginspirasi, memotivasi, menciptakan lingkungan kolaboratif, mengarahkan, membangun tradisi literasi, mengamati kecendrungan peserta didik, mengembangkan dan mengevaluasi kemajuan pengetahuan dan keterampilan, yang akan melahirkan peserta didik yang memiliki sikap kritis, kolaboratif, kreatif, dan lain-lain, sehingga pengalaman di sekolah akan menjadi kesempatan emas bagi siswa untuk menggali segala potensi dan kecenderungannya dengan bantuan para guru guru hebat disekolah.
Namun kekurangan sekolah dengan sitem pendidikan di indonesia adalah terlalu bersifat umum dan terlalu banyak menuntut siswa untuk belajar berbagai hal, sebab sistem pendidikan kita tak secara spesifik menempa potensi siswa walaupun pada jenjang sekolah menengah sudah ada pilihan jurusan/peminatan namun pada sisi yang lain siswa masih harus bergelut dengan berbagai pelajaran yang mungkin saja mereka tak berminaklt mengikutinya namun mereka harus tetap mengikuti pelajarannya.
Sedangkan pada Ranah pendidikan non formal (lingkungan masyarakat) adalah ruang pendidikan yang memberikan kesempatan bagi setiap individu tanpa harus dibatasi usia, status sosial, waktu, dan berbagai identitas lainnya untuk mengembangkan berbagai hal, mulai dari pengetahuan, pengalaman, wawasan, keterampilan dan lain-lain, sehingga pendidikan nonformal menjadi alternatif bagi siapapun untuk mengembangkan potensi dirinya yang memberi kebebasan memilih untuk mendalami berbagai hal berdasarkan kecenderungannya dengan sistem dan waktu yang lebih fleksibel dan lintas disiplin keilmuan.
Sehingga menciptakan ruang tumbuhnya kreatifitas, produktivitas, kemandirian, yang dikemas dalam bingkai kebersamaan, yang kemudian akan melahirkan sikap empati dan perasaan tanggung jawab sosial yang besar. Kelebihan lain dari pendidikan non formal adalah tak harus ribet oleh urusan administratif, tak perlu gedung mewah sebab belajar bisa dilakukan dimana saja, tak butuh kurikulum maupun rombel yang bersifat kaku. Namun tak punya ijazah yang sekaligus menjadi kelemahannya sebab tanpa ijazah maka kesempatan untuk naik kelas sosial semakin berkurang.
Oleh karena itu ketiga ranah pendidikan tersebut tidaklah saling menafikan apalagi saling mengklaim lebih baik, akan tetapi harusnya saling melengkapi dan saling bersinergi. Sebab dengan sinergitas yang baik antara pendidikan keluarga, sekolah dan pendidikan nonformal maka, akan terbangun karakter moral dan karakter kinerja yang baik, akan tercipta ruang berbagi pengalaman melalui interaksi baik dikelas, dirumah maupun dengan lingkungan sekitar.
Dengan demikian sinergitas antara ketiga pendidikan ini akan menciptakan pribadi pribadi yang memiliki karakter moral dan kinerja (berakhlak mulia, jujur, disiplin, dan memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik), maka pendidikan akan bisa menjadi instrument atau eskalator bagi generasi muda kita untuk naik kelas…..
Semoga……!!!!
Isi tulisan, tanggung jawab penuh penulis!