MAJENE, Mandarnesia.com — Objek wisata mangrove Rewataa diresmikan. Wisata yang mengandalkan rimbun tanaman magrove serta pesona karang di pesisir pantai Rewataa berada persis di pinggir jalan trans Sulawesi, tepatnya di Kelurahan Lalampanua, Kecamatan Pamboang, Majene.
Wisata yang juga berdekatan dengan bukit batu Rewataa menggunakan anggaran Rp600 juta. Dengan panjang 152 meter yang dilengkapi empat gezebo berukuran 38 kali 12 Meter. Destinasi wisata diharap mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar.
Jembatan yang dibangun membelah pepohonan mangrove menggunakan jenis kayu ulin yang didatangkan dari Pulau Kalimantan.
Bupati Kabupaten Majene Fahmi Massiara menyampaikan, program tersebut menjadi pilihan fokus pembangunan tracking mangrove. “Bila ingin medapatkan hiburan yang langsung ke masyarakat, maka yang menjadi fokusnya adalah di sektor pariwisata, seperti yang akan diresmikan saat ini,” kata Fahmi, Sabtu (2/3/2019).
Untuk mengembangkannya, sambung Fahmi, tentu masih butuh biaya. “Saya ada usul bagaimana kalau dana yang masuk di kecamatan dengan anggaran Rp1 milyar per kecamatan, dapat dialokasikan sekitar Rp500 juta untuk pengembangan titian mangrove.”
“Atau dapat juga diusulkan dengan dana DAK melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
DLHK juga dituntut harus selalu bisa mengembangkan budidaya mangrove.
Bila lokasi ini sudah menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi, tentu ada konsekwensi, karena dibutuhkan lahan parkir yang cukup luas, sementara yang tersedia saat ini masih sagat terbatas,” jelasnya.
Disampaikannya, Kabupaten Majene diharapkan dapat menjadi destinasi wisata yang utama di Sulbar. Menurutnya itu wajar mengigat Kabupaten Majene memiliki potensi wisata bahari yang sangat indah sepanjang jalan.
“Saya berharap ke depannya akan ada satu titik di setiap kecamatan yang menjadi objek wisata yang handal, entah itu wisata bahari, wisata alam, wisata budaya lain,” tutupnya.
Reporter: Sudirman Syarif
Foto: FB Iccang Baso