Lebih Dekat dengan Negeri di Atas Awan Bulo, Polewali Mandar

Laporan: Sherly dan  Masnur

Bulo, mandarnesia.com–Bulo merupakan sebuah desa terpencil dan termuda yang ada di Sulawesi Barat. Kecamatan Bulo terletak di Pegunangan yang terdiri dari 9 desa diantaranya Bulo, Daala Timur, Ihing, Karombang, Lenggo’, Patambanua, Pulliwa’, Sabura dan Sapporakki.

Bulo, menjadi salah satu tempat favorit para kaum milenials dan para pecinta alam. Mengapa? Karena baru-baru ini penduduk Bulo menemukan panorama fantastis yang berada di Bukit Bulo. Berkat keisengan seorang pemuda yang memposting dirinya seolah-olah berada di atas awan sehingga menarik orang-orang untuk ikut menikmati dan mengabadikan momen indah tersebut. Tempat wisata yang bisa dinikmati di Bulo antara lain Puncak Lemo Nipi’, Bukit Senayan, Bukit Anugrah, Bukit Wuhai dan Bukit Fitrah.

Perjalanan dari Polewali ke Bulo membutuhkan waktu ± 1 jam menggunakan kendaraan roda empat. Kondisi jalan yang beraspal dan berkelok-kelok membuat kita seolah-olah sedang bermain game VR Car (Virtual Reality). Begitu menegangkan dan cukup membuat perut terkocok bagi siapa saja yang pertama kali melewati jalan itu menggunakan mobil. Jika ingin berkunjung ke Bukit Bulo ada baiknya memperhatikan prakiraan cuaca. Kanan jalan berupa bukit bertanah merah atau orange dan di samping kiri jalan terdapat jurang yang curam.

Butuh keprofesionalan dalam berkendara, bila akan berangkat pada dini hari misalnya pukul 03.00 WITA karena sebagian jalan akan tertutupi embun sehingga bisa mengecoh mata pengendara saat mendapati jalan yang berkelok. Tak lupa menggunakan pakaian yang hangat karena udara yang dingin.

Di jalan sudah terpasang signboard penunjuk arah menuju bukit-bukit yang ada di Bulo. Bila menggunakan kendaraan roda 4 kalian harus berjalan kaki untuk sampai ke atas bukit yang akan dituju. Tapi jika tak ingin repot-repot berjalan bisa menggunakan kendaraan roda dua.

Kami menyarankan untuk berjalan kaki saat ingin ke atas Bukit Bulo, sebab memiliki sensasi yang berbeda karena sepanjang jalan akan disuguhi oleh pemandangan hijaunya sawah-sawah, hingga berbagai macam pohon buah dan juga pemandangan bunga yang elok.

Tak lupa juga akan suara-suara alam yang memanjakan pendengaran. Akan sangat disayangkan jika terlewati begitu saja. Tapi lagi-lagi tetap memperhatikan langkah.

Pertama akan menemukan Kebun Raya Bulo “Bukit Fitra” tak jauh dari signboard penunjuk arah. Di Bukit Fitra hanya memiliki fasilitas seperti beberapa Gazebo, taman mini dengan bangku yang terbuat dari batu, toilet dan satu warung.

Di Bulo wisata yang pertama kali dibangun adalah Puncak Lemo Nipi’.

Untuk sampai ke atas puncak harus menempuh jalan yang sangat menanjak tapi hal itu tak perlu terlalu dikhawatirkan karena jalannya dibuat seperti anak tangga dengan batang kayu yang bertumpu ke tanah ini juga dilakukan agar tidak licin dan tidak mudah longsor.

Pak Kasim (61) salah satu pengelola Puncak Lemo Nipi’ mengatakan bahwa pada awalnya beliau hanya berkebun kemudian membabat rerumputan yang menghalangi jalan menuju puncak, hingga seorang pemuda memposting keindahan bentangan alam bila berada di Puncak Lemo Nipi’ tersebut. Orang-orang yang melihat postingan itu merasa tertarik lalu mulai berdatangan untuk camping atau sekadar berfoto-foto.

Berkat orang-orang yang mulai banyak berdatangan ke Puncak Lemo Nipi’, Pak Kasim dan pengelola lainnya berinisiatif untuk membuat tempat Spot Photo dan panggung mini yang berfungsi untuk mendapatkan momen yang lebih memanjakan mata. Selain itu, pengelola juga menyediakan fasilitas seperti warung, toilet dan lain-lain. Mengenai signal, dulu sempat terpasang WiFi tapi penjaganya tidak menetap, akhirnya Wifi tersebut dicopot.

Pak Kasim juga berharap bisa meningkatkan fasilitas di Puncak Lemo Nipi’ ini lebih baik dari sebelum-sebelumnya, hanya saja terkendala di faktor biaya dan tenaga. Jadi, beliau berharap dapat dukungan atau sponsor dari yang lainnya agar Puncak Lemo Nipi’ ini lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Wisata berikutnya yang ada di Bulo adalah Bukit Senayan. Bukit ini berdekatan dengan Puncak Lemo Nipi’, bahkan di atas Puncak Lemo Nipi’ bisa melihat Bukit Senayan dengan jelas. Bukit Senayan dibangun setelah kepopuleran Puncak Lemo Nipi’. untuk jalannya sendiri pun tidak terlalu menanjak sehingga mudah untuk ditempuh menggunakan kendaraan roda dua.

Fasilitas Bukit Senayan ada 5-6 warung yang tersedia. Untuk yang ingin camping secara tiba-tiba karena tidak ingin melewatkan keindahan panorama Senayan, di sana terfasilitasi penyewaan tenda dengan berbagai macam harga sesuai jenis tenda yang diinginkan. Tersedia juga toilet serta pekarangan bukit yang luas.