Lambatnya Penanganan BPBD Potensi Banjir di Sungai Deking

Reporter: Sudirman Syarif

MAMUJU, mandarnesia.com — Pemerintah berjalan lambat dalam menangani kemungkinan potensi banjir bandang di aliran sungai Deking. Hampir memasuki bulan kedua, material longsor menutup aliran sungai itu, pasca gempa 6,2 magnitudo 15 Januari lalu.

Kepala BPBD Majene Ilhamsyah saat dikonfirmasi, juga belum mengetahui secara jelas, di mana lokasi titik longsoran tersebut, yang telah menampung ratusan kubik air.

“Sungai apalagi namanya itu. Yang longsorannya di mana. Saya juga belum anu ini,” katanya kepada mandarnesia.com melalui sambungan telepon, Kamis (25/2/2021).

Meski begitu, ia mengaku telah menerima laporan soal longsoran tersebut. Juga telah ia laporan ke Bupati Majene. “Mungkin apakah sudah ada dari PU, saya juga belum mendapatkan informasi.”

“Siapa tahu antara kabupaten koordinasi, kami juga belum dapatkan ini. Saya juga belum bisa memberi jawaban terkait ini. Masuk wilayah Mamuju tapi terdampak masuk di Majene. Ada lima desa,” ungkapnya.

Titik longsor tersebut berada di perbatasan tiga desa, Desa Taan, Desa Bela, Kecamatan Tappalang dan Desa Bambangan, Kecamatan Malunda. Dikhawatirkan, jika meterial longsoran yang bercampur tanah, batu dan pohon jebol, akan menyapu Desa Bambangan, Kayuangin, Desa Lombang Timur, Desa Lombang, dan sebagian wilayah Kelurahan Malunda.

“Mungkin masing-masing kabupaten agar koordinasi. Saya juga belum bisa memberi jawaban terkait dengan ini. Cuman nanti kami minta petunjuk kembali,” tuturnya.

Pihaknya juga belua menurungkan tim survei, untuk melihat lokasi tersebut. “Memang sudah ada laporan kami, dalam waktu dekat ini siapa tahu dengan tim lain misalnya PU. Mungkin kami juga perlu melakukan koordinasi dengan BPBD Mamuju. Nanti kami akan telepon kepala Desa Bambangan untuk informasi,” tutupnya.