#DiskusiLiterasiBhayangkara
mandarnesia.com — Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majene Muhammad Ashar menyebutkan, gerakan literasi butuh kualitas tenaga guru yang memadai.
“Bagaimana kompetensi guru saat ini di sekolah? Peserta disuruh membaca, bagaimana gurunya?” kata Muhammad dalam diskusi literasi yang dilaksanakan di lapak baca Polres Majene, Sabtu (7/4/2018) malam.
Ia menyampaikan, ada sekitar 2.900 guru di Kabupaten Majene. “Literasi bukan hanya gerakan, tapi mesti wajib,” ujarnya.
Menurutnya, peran mengembangkan minat baca, harus fokus pada sarana dan prasarana.
“Di sekolah sudah ada sara perpustakaan. Kalau guru hebat pasti muridnya juga berprestasi. Guru bisa jadi motivasi untuk siswanya berprestasi,” tutupnya.
Tak sampai di situ, keprihatinan tersebut juga ia sampaikan melihat kondisi pelajar di Majene.
Diskusi dengan tema Rencana Strategis Majene sebagai Kota Pendidikan Melalui Gerakan Literasi, juga dihadiri narasumber: Kapolres Majene AKBP Asri Effendy, Asisten III Majene, Kepala Perpustakaan Majene, dan Komisioner KPU Provinsi Sulbar, Adi Arwan Alimin yang juga dikenal sebagai penulis.
Reporter: Sudirman Syarif