Laporan: Naspadina, dari Yogyakarta
Yogyakarta, mandarnesia.com-Gelar Budaya Etnis 2020 “Selendang Sutera (Semarak Legenda Suku se Nusantara)” yang diadakan secara daring, bertempat di Dinas Kebudayaan dan asrama mahasiswa oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disbud DIY) bersama dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah Indonesia (IKPMDI) dengan melibatkan seluruh provinsi di Yogyakarta, mengumumkan pemenang lomba pada Sabtu, 21/11/2020.
Pengumuman dilakukan secara virtual melalui siaran langsung akun YouTube Dinas Kebudayaan DIY, hal ini tidak terlepas dari kondisi Covid-19 yang membatasi adanya pertemuan secara fisik. Keadaan ini tentu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilaksankan dengan begitu meriah.
Adapun kriteria penilaian dari lomba Selendang Sutera ialah dari segi kreatifitas, komunikatif, serta harmoni. Setiap penampil ditantang untuk mampu menyajikan kesenian khas daerahnya semenarik mungkin dan dapat dimengerti oleh khalayak. Karena selain sebagai wadah pengenalan budaya daerah, juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat umum.
Dalam pengumuman tersebut Jawa Barat memperoleh juara favorit dan mendapatkan piala bergilir 2020, sementara dari 34 provinsi yang terdaftar, hanya ada sepuluh provinsi yang masuk dalam kategori penampil terbaik dan mendapatkan uang pembinaan sebanyak tiga juta rupiah.
Kategori juara favorit dan sepuluh terbaik ini sebenarnya dilakukan untuk memberi apresiasi, juga sebagai semangat atau spirit kepada Ikatan Pelajar Mahasiswa (IKPM) di Yogyakarta, agar lebih giat lagi memperkenalkan budaya yang dimilikinya.
Sulawesi Barat, yang diwakili oleh Komunitas Rumah Mandar (KORMA) Yogyakarta, menjadi bagian dari sepuluh penampil terbaik yang di antaranya ada Lampung, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
Dalam live streaming tersebut, Ibu Astuti, selaku pengamat gelar budaya etnis 2020, mengatakan bahwa diadakannya selendang sutera ini tak lain sebagai wadah pengenalan budaya dari masing-masing daerah di Yogyakarta.
“Hal tersebut bertujuan agar dapat melahirkan sikap toleransi antara masing-masing orang dengan etnis, latar belakang, dan kebudayaan yang berbeda” Ungkap Astuti.

Andi Elvanno, Ketua KORMA Yogyakarta, mengaku merasa senang dengan adanya kegiatan ini. Digelarnya Selendang Sutera sebagai salah satu wadah yang efektif untuk mengenalkan budaya Sulawesi Barat pada masyarakat luas. Alat musik perkusi Mandar dan bunyi Rawana dapat dikenal orang banyak.
Penampilan Sulawesi Barat dalam Selendang Sutera 2020 memang fokus pada esensi Rawana tersebut. Ditambah keberhasilan Sulawesi Barat yang diwakili oleh KORMA Yogyakarta, memperoleh kategori sepuluh penampil terbaik dari 34 provinsi yang terdaftar.
“Ini sejarah baru bagi Sulawesi Barat—Komunitas Rumah Mandar (KORMA) Yogyakarta, setiap tahun Selendang Sutera digelar, ini kali pertama kita memperoleh kategori penampil terbaik”. Ungkap Elvanno yang sering tampil dengan Sayang-sayang.
Ia juga menambahkan bahwa semangat dan kegigihan dari teman-teman lah yang menjadi modal besar sehingga Sulawesi Barat dapat tampil maksimal, meskipun terkendala dari beberapa hal termasuk pandemi Covid-19 ini, namun, tidak menjadi persoalan besar.
“Harapan kami kepada pemerintah lebih melirik lagi komunitas mahasiswa yang begerak dalam ranah kesenian dan budaya daerah dengan membantu memperbarui kostum, fasilitas penunjang seperti alat musik, dan juga properti yang dibutuhkan untuk mempromosikan kebudayaan Sulawesi Barat pada public dan mahasiswa yang ada dirantau”. Harap Elvanno.