Oleh: Tim Mandar Bergerak
Desa Kurrak masuk dalam wilayah Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, dengan luas wilayah sekitar 11,5 km persegi dengan penduduk kurang lebih 514 jiwa sesuai data pada buku Kecamatan Tapango dalam Angka tahun 2018.
Sebelum menjadi Provinsi Sulawesi Barat, Kurrak termasuk salah satu wilayah Polewali Mamasa yakni wilayah Messawa. Jarak tempuh ke Messawa dari desa Kurrak kurang lebih 6 km.
Pedesaan ini sangat bersahaja dengan suasana adem ayem yang kita rasakan ketika berada di lingkungannya apalagi disuguhkan kopi kurrak dan buroccong.
Kunjungan ke Kurrak untuk penelitian yang dilakukan salah satu mahasiswi Yogyakarta. Kuliah di Universitas Veteran Pembangunan (UPN) jurusan Agroteknologi. Kunjungan ini diinisisi oleh saudari Fahira sebagai peneliti bersama Erick (owner Eksarasa) dan Ilham (Korwil Sulbar Ikatan Pemuda Desa Indonesia) untuk bertemu langsung dengan Aris, S.Ag pemilik lahan kebun kopi.
Selain sebagai kepala desa beliau juga pengolah kopi dari hulu hingga ke hilir. Apalagi di kediaman beliau sangat lengkap alat teknologi untuk pengolahan kopi hingga menjadi suatu produk kopi di Sulawesi Barat khususnya di Polewali Mandar yakni “Kopi Kurrak Mandar”.
Pertemuan perdana ini dilakukan untuk tahap pengenalan sekaligus silaturrahmi bersama Kades Kurrak yang juga owner Kopi Kurrak, Bapak Aris.
Dalam pertemuan dengan Aris banyak bercerita terkait cikal bakal perkebunan kopi di Desa Kurrak. Sekarang ini penduduk Kurrak sudah mencapai 80 persen menanam kopi. Menurut Aris, bahwa suasana alam Kurrak dan tanahnya cocok untuk tanam kopi.
Dokumentasi perjalanan Aris mengolah kopi Kurrak mendapat penghargaan dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada bulan Februari 2020. Ini yang membuat Fahira semakin yakin untuk menjadikan Kopi Kurrak ini sebagai bahan penelitian keilmuannya di Agroteknologi.
Kopi Kurrak Mandar memperkaya wawasan bagi akademisi nantinya, bahwa di Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat memilki perkebunan kopi di Desa Kurrak ketika sudah disetujui oleh dosen pembimbingnya.
Abdul Rochim, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian di portal Kementerian menyebutkan bawah Indonesia merupakan negara produsen biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia dengan produksi rata-rata sekitar 700 ribu ton per tahun atau sekitar 9% dari produksi kopi dunia. Maka itu, biji kopi yang diolah di dalam negeri terus kami pacu.
Ilham selaku korwil IPDA, menyebutkan bahwa Desa Kurrak merupakan alam magis Polewali Mandar dengan potensinya yang memiliki nilai tersendiri.
“Potensi perkebunan Kopi, potensi pariwisata pun berpeluang besar. Kurrak memiliki air terjun, tinggal bagaimana kita memperlakukan keindahan alam Kurrak menjadi menarik untuk kita kunjungi. Hal ini bisa dilakukan dengan fasilitas infrastruktur yang memadai sehingga semua itu akan terbuka lebar untuk perekonomian desa” Urai Ilham.
Potensi Desa Kurrak sangat perlu kita ekspose untuk bisa bersaing dengan biji kopi yang ada di daerah lain sebagai brand kopi daerah Polewali Mandar. Ketika orang menikmati Kopi Kurrak Mandar orang akan membayangkan Polewali Mandar.