Kontraktor Bendung Kayuangin : Saya Pikir Itu Musibah

Reporter : Busriadi Bustamin

MAMUJU,mandanrnesia.com-Kontraktor Pelaksana Proyek Bendung Kayuangin, Akhsan berpendapat, jebolnya Bendung Kayuangin, di Desa Kayuangin, Kecamatan Malunda, Majene, Sulbar, pada Selasa (21/1/2020) sekitar pukul 01.00 Wita dini hari, murni karena musibah.

Persoalan konstruksi kurang bagus yang dinilai sebagian warga, sehingga terjadi robohnya Bendung Kayuangin, Akhsan menilai, siapapun boleh berpendapat. Itu hak setiap orang dan harus tetap dihargai.

“Persoalan mengerti atau tidak mengerti, itu lain lagi ceritanya. Jadi kalau saya sendiri sangat memahami persoalan itu. Dimana bahwa, kita bekerja sudah tahu resiko. Makanya semua ketentuan tekhnis,pengawasan keinginan para perjabat yang terkait dari pihak PU itu sendiri, itu sudah berupaya semaksimal mungkin,” kata Akhsan melalui sambungan telepon.

Adapun yang diberitakan dengan menggunakan besi yang kecil, kata AKhsan, itu hanya bagian selimut. Bukan konstruksi dasarnya.

“Selimut betonnya itu, cuma menutupi pasangan batunya sendiri. Kalaupun upamanya, ya sampai saat ini saya masih berpikir itu adalah musibah. Karena saya sendiri secara pribadi tidak mungkinlah saya sudah tahu resikonya kerja di air itu seperti itu mau macam-macam atau bagaimana,” ungkapnya.

Jadi nanti misalnya jika masuk ke ranah hukum, lanjut Akhsan, akan ada penelitiannya. Apa betul konstruksi yang tidak sesuai atau bagaimana.

“Bersdasarkan hasil analisa teknis saya mengatakan bahwa secara konstruksi itu kan tidak terguling. Tapi patahan. Berarti  ada struktur tanah tadinya setelah sounder itu konstruksi awalanya mungkin karena  adanya tekanan yang besar atau terjadi pergesaran  yang dibawah akhirnya tidak mampu untuk menahan beban longgar yang ada di bawah, ya terjadinya patahan itu,” tutur Akhsan.

Karena secacara tekhnis awalnya, beban sendiri yang dibawah oleh bendung, itu bisa menahan tekanana air.

“Beban sendiri ya, maksudnya berat beban mercu itu, itu bisa menahan. Secara teknis, hitung-hitungannya. Tapi kitakan manusia biasa, itu bisa saja keliru, ya kan. Pasti itu, hanya milik Allah. Jadi berdasarkan estimasi, seperti itu. Jadi sampai saat ini berpikir itu musibah dan bencana,” jelasnya.

“Ini masuk pengerjaan pertama tahun 2013 dengan anggaran Rp11 Miliar. Sementara tahap kedua yang bagian sayap, jaringan. Ini anggarannya bervariasi empat atau lima miliar saya tidak hafal (2015). Itu tahap ketiganya sudah multiyears 2017, 2018. (anggaran) empat puluh sekian (miliar), yang menggunakan pri tes itu, beton-beton itu. Jaringan irigasi ke persawahan. Kalau pembebasan lahan dia beda, ada kontrak tersendirinya,” jelas Akhsan sembari membenarkan pihaknya yang memenangkan tender pengerjaan proyek Bendung Kayuangin mulai tahap pertama hingga tahap ketiga.

“Tahap Pertama memakai PT.Prakarsa saya lupa juga (nama PTnya) karena sudah lama. Tahap kedua PT. Sulbarindoutama, dan tahap ketiga memakai perusahaan  Kodean Jaya,” tambah Akhsan.

Baca:https://mandarnesia.com/2020/01/bendung-kayuangin-jebol-lak-sulbar-sarat-tindak-pidana-korupsi/

Pengerjaan Bendung Kayuangin murni dar APBN, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, SNVT Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air WS Kalukku-Karama.