Kisah Mahasiswa Mandar Ingin Pulang, Namun Terhalang Covid-19

Reporter : Busriadi Bustamin

MAJENE,mandarnesia.com-Di tengah mewabahnya virus corona virus disease (covid-19) di Indonesia, warga berbondong-bondong pulang ke kampung halaman.

Namun berbeda mahasiswa asal Mandar yang sedang menimba ilmu di Yogyakarta. Sebagian mereka sudah pulang, tapi sebagian juga masih bertahan. Lantaran, ia patuh terhadap himbauan dari pemerintah tentang larangan mudik.

Aryandi Muhammad, misalnya. Mahasiswa yang tinggal di Wisma Ammana I Pattolawali Jalan Golo Gg Pulanggeni, Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta mengatakan, dalam waktu dekat ia belum ada rencana ingin mudik dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan secara umum untuk meminimalisir penyebaran covid-19 di kampung. Kemudian alasan lain, masih ada kesibukan mengerjakan tugas skripsi.

“Secara pribadi masyarakat di desa saya sekarang sedikit agak panik dengan kedatangan perantau terlebih dari Pulau Jawa. Jadi saya pikir berdiam di Jogja adalah keputusan yang bijak saat ini,” kata Aryandi, warga Tammero’do Sendana Desa Tallambalao, Majene, Rabu (8/4/2020).

Aryandi Muhammad, Mahasiswa yang tinggal di Wisma Ammana I Pattolawali Jalan Golo Gg Pulanggeni, Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta
Aryandi Muhammad, Mahasiswa yang tinggal di Wisma Ammana I Pattolawali Jalan Golo Gg Pulanggeni, Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta

Sehingga mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, ini hanya bisa menitipkan pesan, bagi teman-teman perantau agar terlebih dahulu menunda keinginan untuk bertemu keluarga di kampung halaman.

“Harap kita patuhi himbauan dari pemerintah untuk menunda mudiknya, jikalaupun dengan terpaksa harus mudik, saya harap kita ikuti protokol keamanan covid-19 untuk meminimalisir penyebaran,” harap Aryandi, yang terakhir mudik lebaran Idul Fitri tahun lalu.

Tak lupa juga menyampaikan, kepada seluruh masyarakat untuk cerdas bermedia sosial. Terapkan teknik tabayyun sebelum share.

“Perhatikan siapa komunikatornya dan lewat media apa yang digunakan untuk menyebarluaskan pesannya. Teknik tabayyun sangat penting untuk meminimalisir penyebaran hoax di tengah pandami covid-19,” ungkapnya.

“Kepada pemerintah Daerah Kabupaten Majene khususnya, diharapkan cepat dan tanggap menyampaikan informasi yang benar dan sesegera mungkin melakukan klarifikasi jika terdapat berita yang tidak benar,” tambahnya.

Serupa dikatakan Kasriadi. Dirinya juga menunda pulang kampung di tengah wabah virus corona. Kasriadi menuturkan, jika kondisi sebelum lebaran memungkinkan, barulah dirinya akan  melakukan mudik.

“Ini juga merespon himbauan untuk tidak melakukan mudik dulu. Tapi akhir bulan kemarin ada beberapa mahasiswa Majene dari Jogja yang sudah duluan mudik,” kata Kasriadi mahasiswa asal Simullu, Majene.

Namun adapula, beberapa taman-teman yang masih bertahan dengan alasan lain. Salah satunya konsultasi ke dosen dikarenakan sudah di tahap penyelesaian.

Foto : Aryandi Muhammad/Dok.Pribadi