Reporter: Sudimam Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com — Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Barat Suraidah Suhardi geram. Kemarahan itu berlangsung sebelum rapat Banggar dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) digelar di gedung DPRD, Rabu (22/7/2020).
Berawal dari OPD yang dinilainya tidak serius dalam mengikuti rapat banggar dengan TAPD. Karena perwakilan OPD tidak ada yang hadir dalam rapat tersebut. “Kenapa saya marah-marah, saya jengkelnya, kiita sudah diatur oleh badan musyawarah untuk agenda-agenda rapat. Tetapi di eksekutif sendiri ini kayak tidak serius,” katanya kepada mandarnesia.com, Rabu (22/7/2020).
“Makanya saya bilang, kalau mau main-main bilang, kalau mau main-main ke rapat, saya juga bisa lebih main-main,” sambungnya.
Dia prihatin, dan tidak ingin di mata publik DPRD yang dianggap “menggoreng-goreng” pembahasan sehingga lambat. “Kan kita semua ada pengalaman kemarin, bagaimana APBD perubahan tidak jalan di provinsi.”
“Saya tidak mau terulang kembali. Makanya saya marah. Saya jengkel sama TAPD, tidak menghargai undangan DPR. Padahal kita bahas anggaran. Bukan bahasa apa-apa. Siapa yang dirugikan kalau seperti ini, tentu rakyat,” tutupnya.
Secara terpisah Ketua TAPD Sulbar, Muhammad Idris DP menepis jika TPAD dinilai tidak serius dalam menghadiri rapat tersebut. “Siapa bilang TPAD tidak serius, saya hadir kok, memang terlambat, tapi sudah ketemu dengan Ibu Ketua dan semua wakil ketua, dan kita bahas agenda bersama ke depan yang diperkirakan cukup padat.”
“Kenapa saya terlambat dari jadwal selain ada agenda presentasi dari calon investor kedelai di rujab gubernur, saya mendampingi bapak gubernur. Juga masih berharap raker bersama Banggar dengan TAPD dapat dilaksanakan daring. Harapan saya bisa, ternyata di sepakati raker klasikal. Jadi tidak benar TAPD tidak serius,” kata Idris kepada mandarnesia.com.