MANDARNESIA.COM, Polewali – Ada yang berbeda di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) ke-66 tahun 2025. Bukan hanya seremoni, Pemerintah Kabupaten Polman menghadirkan kado literasi untuk masyarakat dengan melaunching Pojok Baca Digital (Pocadi) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hajjah Andi Depu, Senin (29/12/2025).
Di ruang layanan rumah sakit yang biasanya dipenuhi antrean pasien, kini tersedia ruang edukatif yang memungkinkan masyarakat membaca buku, mengakses informasi digital, hingga menjelajah literasi daring sambil menunggu giliran pemeriksaan.
Diluncurkan Langsung Bupati Polman
Launching Pocadi dilakukan langsung oleh Bupati Polewali Mandar H. Samsul Mahmud, didampingi Wakil Bupati Hj. Andi Nursami Masdar, Sekretaris Daerah Polman Nursaid, serta jajaran pimpinan perangkat daerah.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Polman A. Mahadiana Djabbar, Sekretaris DPK Hj. Djaslipah, pustakawan Nurul Afifah Muhsana, para staf, dan pengelola Pocadi RSUD Hajjah Andi Depu.
Momentum peluncuran ini menjadi simbol komitmen pemerintah daerah untuk menghadirkan perpustakaan di ruang publik, menjangkau masyarakat secara langsung, dan menjadikan literasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Salah Satu dari 10 Daerah di Indonesia
Humas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Polman menyebut Pojok Baca Digital (Pocadi) merupakan bantuan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Kabupaten Polewali Mandar tercatat sebagai salah satu dari 10 kabupaten/kota penerima bantuan Pocadi secara nasional, sebuah capaian yang menegaskan perhatian pusat terhadap pengembangan literasi di daerah.
Fasilitas yang disediakan meliputi:
- 1 unit Smart TV
- 5 unit tablet
- 3 unit komputer
- 350 judul buku dengan total 700 eksemplar
- serta berbagai perlengkapan pendukung lainnya
Kehadiran fasilitas tersebut menjadikan Pocadi sebagai perpustakaan hybrid, yang memadukan koleksi buku cetak dengan layanan digital berbasis teknologi.
Menunggu Antrean, Membaca Buku
RSUD Hajjah Andi Depu dipilih karena merupakan salah satu pusat layanan publik dengan tingkat kunjungan tinggi. Melalui Pocadi, masyarakat dapat memanfaatkan waktu tunggu dengan aktivitas produktif, mulai dari membaca buku, mengakses internet edukatif, hingga memperoleh informasi kesehatan dan pengetahuan umum.
Bupati Polman H. Samsul Mahmud mengapresiasi inovasi tersebut dan meninjau langsung fasilitas Pocadi yang tersedia.
“Masyarakat bisa menggunakan fasilitas yang ada sambil menunggu nomor antreannya disebut. Banyak judul buku menarik dan tersedia fasilitas internet yang bisa digunakan untuk mengakses informasi,” ujar Bupati.
Lebih dari Sekadar Perpustakaan
DPK Polman melalui rilisnya menjelaskan bahwa tidak hanya menyediakan bacaan, Pocadi juga menghadirkan ruang edukasi yang nyaman dan inklusif. Salah satu fitur unggulannya adalah layanan yang memudahkan masyarakat untuk mendaftarkan naskah kuno, sebagai bagian dari upaya pelestarian arsip dan warisan budaya daerah.
Sejumlah petugas disiagakan untuk membantu pengunjung, memastikan layanan Pocadi dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk pasien dan keluarga pasien yang belum terbiasa dengan teknologi digital.
Literasi sebagai Investasi Daerah
Rilis resmi dari DPK Polewali Mandar menjelaskan bahwa Pocadi merupakan strategi menghadirkan literasi secara kontekstual di ruang publik. DPK Polewali Mandar ingin perpustakaan hadir di tengah masyarakat, tidak hanya di gedung perpustakaan. Rumah sakit adalah ruang publik strategis untuk menumbuhkan budaya membaca dan literasi digital.
Rilis tersebut lebih jauh menjelaskan bahwa peluncuran Pocadi di RSUD Hajjah Andi Depu menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sejalan dengan semangat HUT Polman ke-66.
Kado Bermakna di Usia 66 Tahun
Di usia ke-66, Polewali Mandar tidak hanya merayakan perjalanan sejarahnya, tetapi juga menegaskan arah masa depan, membangun masyarakat yang literat, adaptif terhadap teknologi, dan berdaya saing.
Hadirnya Pojok Baca Digital di rumah sakit menjadi simbol bahwa literasi dapat tumbuh di mana saja, bahkan di ruang tunggu pelayanan kesehatan, menjadikan setiap waktu sebagai kesempatan belajar. (Rls/WM)











