Kadis ESDM: Harusnya ASN dan Pengusaha Malu Gunakan Gas Bersubsidi

MAMUJU, mandarnesia.com — Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Barat Amri Ekasakti meminta kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pengusaha untuk tidak menggunakan gas elpiji bersubsidi.

“Elpiji bersubsidi untuk masyarakat miskin bukan untuk ASN, bukan untuk pengusaha restoran, rumah makan. Tidak boleh digunakan! Tapi kenyataan di lapangan? Ini masalah,” kata Amri kepada mandarnesia.com, Kamis (2/5/2019).

Hal tersbut disampaikannya setelah terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg hampir di seluruh wilayah di Sulawesi Barat.

“Kita mau himbau pengusaha, ASN untuk tidak menggunakan gas elpiji 3 kg. Seharusnya mereka malu berteriak-teriak elpiji langka padahal gas itu untuk masyarakat miskin,” jelasnya.

Dari hasil pantauan yang dilakukan pihak Dinas ESDM Sulbar di lapangan, ditemukan kelangkaan gas elpiji hanya terjadi pada gas bersubsidi. Sementara untuk gas elpiji 5,5 kg dan 12 kg masih tersedia.

“Mereka terlalu fokus di elpiji 3 kg. Secara ekonomis seharunya mereka menggunakan 12 kg lebih hemat, cuman mahal pembelian pertama,” tutupnya.

Dijelaskannya, masyarakat miskin sudah ada data. Jadi disesuaikan dengan data kemiskinan di daerah masing-masing.

Sementara untuk sanksi terhadap pengguna gas elpiji yang tidak masuk kategori miskin, Amri menyampaikan bukan sebagai gawean ESDM. “Kalau kita pengawasan tingkat pangkalan,” katanya.

Salah satu warga Rimuku yang ditemui di Pasar Baru Mamuju Rahma mengaku, sudah sejak pagi berkeliling kota Mamuju mencari gas 3 kg.

“Masih langka, katanya ada di sini (Pasar baru) setelah ke sini tidak ada juga,” kata Rahma kepada mandarnesia.com bersama empat tetangganya yang juga membawa gas elpiji yang kosong.

Reporter: Sudirman Syarif