Jangan Ada Diskriminasi di Tengah Pandemi Covid-19

Reporter : Karmila Bakri

BINUANG, mandarnesia.com– Jumlah Pasien Positif Covid-19 di Provinsi Sulawesi Barat terus bertambah.  Upaya pencegahan dan sosialisasi ke masyarakat, tidak henti-hentinya dilakukan.

Baik sosialisasi via online, bahkan tim gugus covid-19 yang dibentuk senantiasa terus bergerak.

Lembaga kemanusiaan, hingga komunitas-komunitas sosial pun tidak ketinggalan, secara kolektifitas turun ke rumah-rumah warga. Bukan hanya memberikan edukasi, namun distribusi bantuan pangan berupa sembako dan masker juga digalakkan sebagai wujud rasa kepedulian.

Merebaknya kasus positif pertama di Kecamatan Binuang, tepatnya di Dusun Bajoe, memicu polemik hingga membuat warga Dusun Bajoe mengalami hantaman psikologis.

Sejak ditetapkannya salah satu warga di Dusun Bajoe inisial NS tidak hanya menuai kesedihan, sontak warga Bajoe mengalami tindakan diskriminasi.

Perlu dipahami bersama bahwa hantaman psikologis, bisa menurunkan sistem imun. Jika sistem imun menurun maka rentan terpapar virus corona.

“Kami ingin pelayanan yang intens kepada warga kami, evakuasi telah dilakukan oleh tim gugus covid-19, namun, dampak sosial mulai kami rasakan, sejak hasil swab positif adik NS viral, ” ungkap Sunusi (41) Kepala Dusun Bajoe, Rabu (13/5/2020).

“Dampak sosial yang terjadi, beberapa warga kami sudah tidak diterima saat melaksanakan transaksi jual-beli di desa tetangga, ini reaksi yang cukup membuat kami terhantam, selaku aparat setempat, kami memohon jangan ada perlakuan diskriminasi kepada warga Bajoe,” imbuh Sunusi.

Menurutnya, asupan positif dan suport sangat ia harapkan. Kritikan-kritikan tetap akan ia terima, sebagai proses evaluasi.

“Mohon jangan membatasi ruang gerak warga, apalagi sebagian besar bekerja sebagai nelayan,” pintanya.

Sementara itu, Rustam (22) warga Bajoe menuturkan, jika ruang gerak dibatasi maka tangkapan ikan nelayan mau dijual kemana?

“Sementara warga menjajakan ikan, di luar dusun kami mengalami pembatasan. Kami paham wilayah Bajoe masuk zona merah, namun apakah corona, juga membuat warga kami kehilangan mata pencaharian, utamanya sebagai nelayan,” tutur Rustam salah satu anggota Komunitas Bajoe Maju, itu.

Ketfot: Tim medis Kabupaten Polewali Mandar saat melakukan evakuasi pasien positif covid-19/ist.