Oleh Haidir Fitra Siangian Dosen Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
INNALILLAHI wainna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah, Ustadz H. Usman Laba, Lc. Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Wadil Qura, Dusun Peo, Desa Bela Bori Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa, pagi tadi.
Tadi malam kami masih bersama. Buka puasa bersama teman-teman alumni Fakultas Kedokteran Unhas 94 yang mengadakan bakti sosial di pesantren ini, ada Pak Ismail, dr. Zul dan dr. Aziz.
Beliau masih menjadi imam shalat magrib, justru siang ini saya ikut menshalatkannya. Saya ingat tadi makan malam, saya merasa risih, karena beliau sendiri yang melayani kami mengambil nasi kotak, kipas angin, tissu dan air mineral.
Setiap saya ke pesantren selalu menyapa beliau walaupun tak banyak bicara. Pesantren ini khusus penghapal Qur’an saja. Dulunya berada di tiga tempat. Sekarang sudah menyatu di sini sebelum Ramadhan kemarin.
Sudah banyak alumninya yang hafal 30 juz baik ikhwan maupun akhwat. Putriku juga santriwati di sini, sudah melewati targetku hafalannya walaupun baru setahun di sini.
Putriku menceritakan, tadi malam almarhum masih memberi ceramah. Mengingatkan santri agar jangan lupa shalat dan tetap semangat belajar. Saya ajak putriku pulang, dia tidak mau. Karena almarhum bilang jangan pulang esok, maksudnya hari ini.
Santri baru boleh pulang esok, hari Jumat karena sesuai jadwal mulai esok pesantren akan libur sampai lebaran. Esok juga rencananya almarhum bersama keluarga akan ke tanah suci, umrah dan itiqaf di Masjidil Haram. Tapi Allah Swt lebih berkuasa atas segala sesuatu. Memanggil almarhum dengan tenang.
Anak almarhum ada enam orang. Tiga diantaranya sudah hafal Qur’an 30 juz.
Saya terenyuh melihat jumlah pelayat yang datang ke sini, pedalaman Gowa 2 jam perjalanan dari Makassar. Yang menjalankan shalat jenazah juga sangat ramai. Ini pertama kali saya melihat jumlah jamaah sebanyak ini. Mungkin inilah pertanda bahwa almarhum adalah sosok mujahid yang shaleh dan berwibawa.
Semoga pesantren ini tetap hidup dan berkembang mendidik generasi penjaga dunia, penjaga kehidupan. Insya Allah.