Ibu Agung Hj. Andi Depu : Simbol Perlawanan Rakyat dan Nasionalisme

Kepala staf dijabat oleh A.Rahman Tamma, sedangkan anggota staf terdiri atas M. Amin Badawi, Abdul Razak, Lappas Bali, A. Kating, dan Abdul Rauf. Ajudan panglima dipercayakan kepada Ririn Amin Daud, sedangkan ajudan khusus dipercayakan kepada Sitti Ruwaedah. Munculnya nama Andi Depu dan Abdul Malik Pattana Endeng sebagai panglima Kelaskaran Kris Muda Mandar, mendapat simpatik yang luar biasa dari masyarakat Mandar. Dalam jangka waktu yang singkat, jumlah anggota Kris Muda Mandar semakin bertambah. Muncul rasa bangga menjadi anggota Kris Muda Mandar. Selain kelompok bangsawan yang turut mendukung dan menyokong berdirinya Kelaskaran Kris Muda Mandar, para alim ulama juga turut menggabungkan diri dan ikut mendukung serta menyokong sepak terjangnya.

Para ulama yang dengan sukarela ikut mendukung dan menyokong Kelaskaran Kris Muda Mandar, membuat organisasi ini semakin merakyat. Sebagai satu wilayah yang menempatkan kedudukan seorang ulama dalam status terhormat, menjadi daya tarik sehingga organisasi ini semakin besar. Salah seorang tokoh ulama kharismatik yang memutuskan untuk mendukung organisasi ini, adalah KH. Muhammad Tahir (Imam Lapeo). Beliau dikenal sebagai ulama yang sejak lama bermusuhan dengan Belanda. Keterlibatan KH. Muhammad Tahir dalam organisasi ini, diikuti pula oleh beberapa orang ulama lainnya, antara lain K.H. Ahmad Alwy, K.H. Muhmmad Saleh, K.H. JalaIuddin, K.H. Abd. Jalil, K.H. Muhsin Tahir, K.H. Nadjamuddin Tahir, K.H. Mahmud. dan masih banyak yang lainnya.

Keterlibatan kelompok bangsawan dan ulama, berdampak luas pada masyarakat. Banyak kepala kampung dan desa yang selalu bersinggungan langsung dengan para ulama, memutuskan untuk ikut pula menjadi pendukung dan penyokong Kris Muda Mandar. Mereka ini juga memberi andil dalam berbagai keberhasilan yang dilakukan oleh anggota Kelaskaran Kris Muda Mandar.

Kelompok Pemuda yang sejak masa Jepang sudah berlatih dalam berbagai organisasi kemiliteran, tanpa menunggu komando, mereka langsung melibatkan diri dalam setiap organisasi yang bertujuan melawan Belanda. Mereka ini, selain langsung memanggul senjata, banyak pula diantara mereka yang menjadi pelatih bagi para pemuda.

Sebagai satu organisasi kelaskaran, maka keperluan alat persenjataan menjadi sesuatu yang mutlak diperlukan. Andi Depu sangat menyadari akan hal itu. Jalinan hubungan dengan dunia luar dilakukan. Pada bulan Maret 1946, organisasi Kelaskaran Keris Muda Mandar sudah dapat dianggap matang.