Ibu Agung Hj. Andi Depu : Simbol Perlawanan Rakyat dan Nasionalisme

Ibu Agung Hj. Andi Depu dan Ruwaeda

Demikian juga jika ada organisasi yang mengasnamakan Islam. Pemerintah Jepang juga tidak lagi melakukan larangan, selama organisasi itu tidak ditujukan kepada Jepang. Kebijakan Jepang untuk memberi ruang yang lebih luas kepada rakyat Indonesia ini, tentu terkait erat dalam usaha Jepang dalam merangkul lebih dekat lagi rakyat Indonesia untuk sama-sama berjuang melawan pihak Sekutu. Organisasi-organisasi semacam ini, tidak ditemukan di wilayah kerajaan lain. Pada umumnya, organisasi-organisasi yang ada, muncul sebagai cabang dari organisasi Sudara dengan nama yang lain ketika kemerdekaan sudah diproklamirkan.

Pada masa kekuasaan Jepang di Indonesia mulai terdesak diberbagai daerah, maka di wilayah Mandar yang penduduknya mayoritas Islam, didirikanlah sekolah yang bernafaskan Islam. Sekolah Islam atau Jamiah lslamiah yang oleh orang Jepang diberi nama Kaikyo Gakuin. Di sekolah ini para putra putri dilatih semi militer dengan semangat juang. Sekolah semacam ini (Kaikyo Gaikuin) dibangun di daerah Mandar dan Bone untuk melatih pemuda pemudi. Saat Jepang sudah tidak berkuasa maka pada bulan April 1945 lahirlah satu organisasi yang bernafaskan Islam yang diberi nama “Islam Muda” yang dipeloperi oleh Andi Depu bersama Riri Amin Daud, H. Mas’ud Rahman, Mahmudy Syarif, Lappas Bali, Ahmad Amin Badawy dan Musdalifah. Organisasi ini didirikan di Campalagian dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan berasaskan Islam.

Pada fase ini, banyak organisasi yang berdiri, sehingga tidak menutup satu orang menjadi anggota dua atau lebih organisasi. Tidak hanya terbatas dalam soal keanggotaan, tetapi dapat juga dalam soal kepengurusan. Hal ini dapat dimaklumi, karena perkembangan politik yang ada, membuat banyak orang harus bermuka dua.

Puncaknya adalah ketika berdiri sebuah organisasi yang dinamakan Kris Muda Mandar. Oganisasi yang awalnya dirintis oleh Ririn Amin Daud dan A.R. Tamma. Kedua tokoh ini bukanlah orang lain bagi Andi Depu. Itu terbukti pada saat  pembentukan Angkatan Pemuda Islam, April 1945, Riri Amin Daud dan A.R. Tamma, masuk dalam jajaran pengurus yang diketuai oleh Andi Depu.(Bersambung)