Ibu Agung Hj. Andi Depu : Simbol Perlawanan Rakyat dan Nasionalisme (11)

Catatan Muhammad Munir

Kris Muda dan Konferensi Perjuangan Indonesia Timur (Bagian 11)

[perfectpullquote align=”full” bordertop=”false” cite=”” link=”” color=”” class=”” size=””]Organisasi Kebaktian Rahasia Islam Muda (KRIS Muda) yang dipimpin oleh Riri Amin Daud dan Abd. Rahman Tamma dengan tokoh utamanya Andi Depu ini mempunyai arti kebaktian yang mengandung makna bahwa mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 1945 dari penjajahan kolonial adalah suatu kebaktian terhadap bangsa; rahasia, memberi arti bahwa suatu organisasi KRIS Muda Mandar bersifat rahasia; islam, sebagai asas perjuangan; muda, karena perjuangan ini diperlukan semangat muda.[/perfectpullquote]

Terbukti bahwa wadah ini mampu menyulut api perlawanan para pemuda pejuang kendati dari pihak musuh tetap tidak memudarkan keinginan NICA untuk memulihkan kembali kedudukan kekuasaan pemerintah kolonial Belanda di daerah Mandar. Itulah sebabnya berbagi usaha dilakukan untuk mematahkan dan memudarkan perlawanan rakyat. Namun kenyataannya bahwa usaha perlawanan rakyat bukan hanya semakin berapi-api, tetapi juga Laskar KRIS Muda semakin berkembang dan meluas di berbagai daerah di luar Mandar, seperti Makassar, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, Pinrang, dan sebagainya.

Bahkan Laskar KRIS Muda menjadi salah satu pemrakarsa penyatuan langkah perjuangan organisasi-organisasi kelaskaran ke dalam suatu wadah komando yang kemudian dikenal dengan LAPRIS pada Juli 1946. Wadah komando yang dipusatkan di Polongbangkeng ini, dimaksudkan agar langkah perjuangan lebih terorganisir dan kuat dalam menghadapi NICA. Sementara sumber lain menyebutkan bahwa untuk mewujudkan rencana menyatukan kelaskaran-kelaskaran yang tersebar di setiap daerah dalam satu wadah, maka diusahakan satu pertemuan pimpinan-pimpinan kelaskaran.

Pertemuan pertama dilakukan di Komara pada 15 Juli 1946. Hadir pada pertemuan ini pimpinan KRIS Muda Mandar, Riri Amin Daud dari Pusat Pemuda Nasional Indonesia (PPPNI) Makassar, hadir Aminuddin Muchlis dari Harimau Indonesia, hadir Bahang dari Angkatan Muda Republik Indonesia Selayar (AMRIS) Selayar, hadir Daeng Bonto, dan dari gerakan Tanete Soppeng diwakili oleh Ali Malaka.