Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com – Hujan ringan, mewarnai Pembukaan Festival Maradika Mamuju (FMM) di Anjungan Pantai Manakarra, Selasa (17/12). Hujan mengguyur wilayah ini berlangsu beberapa jam juga menyebabkan genangan air di beberapa titik.
Namun antusias masyarakat Sulbar untuk menyaksikan festival yang melibatkan kerjaan di seluruh nusantara ini berlangsung cukup meriah.
Pantauan mandarnesia.com, parade yang juga dirangkaikan dengan karnaval, ratusan penonton memenuhi terowongan yang disiapkan panitia di sekitar acara.
Selain itu, masyarakat juga rela basah untuk menyaksikan penampilan setip perwakilan kerajaan. Termasuk ajakan pengunjung untuk berswafoto dengan peserta. Sebelum pembukaan, diawali Masossor Manurung di Rumah Adat Mamuju.
Maradika Mamuju Andi Maksum Dai, Raja yang merupakan anak dari Raja Mamuju Djalaluddin Ammana Indah mengaku mengapresiasi kerja keras panitia dalam mempersiapkan kegiatan pencucian pusaka Manurung. Sehingga terkesan cukup sakral dan sukses di mata 93 kerajaan yang menghadiri FMM.
Prosesi pencucian pusaka yang diyakini adalah kembaran dari raja pertama Mamuju bernama Lasalaga tersebut semakin hikmad dengan prosesi adat dari kerajaan Bali yang memberikan nuansa etnis kental. Sehingga tampak jelas dua kerajaan antara Bali dan Mamuju yang diceritakan memiliki ikatan pertautan sangat kental dalam gelaran tersebut.
“Festival Maradika Mamuju merupakan kegiatan yang pertama kali dilaksanakan di Mamuju dengan skala Nasional. Sehingga menjadi kebanggaan tersendiri bagi Masyarakat Mamuju,” kata Bupati Mamuju Habsi Wahid, Selasa (17/12/2019).
Bangsawan dari kerajaan Tapalang ini juga berharap agar FMM dapat menjadi media pemersatu terhadap semua kerajaan dan keraton senusantara dan menjadi sarana promosi terhadap kekayaan budaya dari masing-masing daerah.