MAMASA, Mandarnesia.com — Setelah hampir sebulan, tren gempa di Mamasa, Sulawesi Barat mulai berkurang. Sabtu 1 Desember 2018 gempa hanya terjadi selama dua kali. Satu kali dirasakan, dan satu lagi tidak terasa.
Sementara sehari sebelumnya, gempa hanya terjadi enam kali, dua kali dirasakan. Jumlah tersebut jauh menurun jika dibandingkan dengan intensitas sebelumnya yang bisa mencapai belasan kali dalam sehari.
Tri Hariyono, Kepala Perwakilan Wilayah IV Makassar menyampaikan, tren gempa yang meunjukkan grafik penurunan, namun belum bisa disimpulkan gempa akan segera berakhir di Mamasa.
Menurutnya gempa Mamasa tergolong jenis gempa swarm, ditandai dengan frekuensi yang sering terjadi. Tetapi dengan skala yang kecil. Swarm memang biasanya terjadi dengan jangka waktu yang cukup lama.
Berdasarkan data dari Pusat Gempa Regional IV Makassar, 908 gempa melanda Mamasa sejak tangga 3 November hingga 1 Desember 2018. 271 kali gempa dirasakan.
Sementara untuk tingkat resiko gempa di Mamasa, Ia menyampaikan diukur dari kekuatan gempa.
“Tingkat resiko gempa itu diukur dari kekuatan magnitudonya. Kalau kasus gempa Mamasa ini kecil-kecil tapi banyak. Berbahaya untuk struktur bangunan yang tidak kuat,” kata Tri kepada mandarnesia.com melalui sambungan pengantar WhatsApp, Sabtu (1/12/2018).
Reporter: Sudirman Syarif
Foto: FB Jois Azvix